Ini Bahaya Tak Sikat Gigi Sebelum Tidur

Sikat gigi sebelum tidur jadi salah satu hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Berikut bahaya tidak menggosok gigi. Sejak dulu, para ahli telah memberikan saran untuk menggosok gigi dua kali sehari, yakni setelah sarapan dan sebelum tidur. Hal itu dilakukan demi kesehatan mulut dan gigi yang tetap terjaga. Namun, sering kali beberapa orang justru mengabaikan gosok gigi sebelum tidur. Kondisi tubuh yang lelah membuat seseorang ingin segera merebahkan diri di atas kasus. Dengan begitu, saat tertidur, gigi berada dalam kondisi kotor berkat sisa makanan seharian dan menghasilkan banyak asam. Berikut bahaya tidak menggosok gigi sebelum tidur, mengutip berbagai sumber.

1. Masalah gigi dan mulut

Mulut merupakan pintu gerbang untuk berbagai masalah kesehatan. Tak cuma menimbulkan bau tak sedap dan rasa tak nyaman di mulut pada keesokan harinya, tak menggosok gigi di malam hari juga memicu masalah lain, seperti berikut.

Gigi berlubang

Persoalan gigi berlubang berawal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. Mengutip dari WebMD, plak berkembang terutama akibat makanan yang mengandung karbohidrat, termasuk gula dan pati misalnya susu, minuman ringan, kue, atau permen.

Bakteri hidup dan berkembang biak pada sisa makanan. Bakteri menghasilkan asam yang merusak enamel gigi. Selama periode waktu tertentu, bakteri menembus enamel lalu menyerang lapisan gigi yang lebih dalam.

Radang gusi (gingivitis)

Tak hanya merusak enamel gigi, plak akan berkembang di akar gigi hingga melemahkan gusi. Akibatnya, timbul radang gusi. Mengutip dari Healthline, bakteri dalam plak mengakibatkan peradangan dan iritasi gusi. Gusi pun bengkak dan berdarah.

Periodontitis

Tidak berhenti sampai di situ, gingivitis yang tidak mendapat perawatan tepat akan mengarah pada periodontitis. Periodontitis merupakan infeksi yang memengaruhi tulang penopang gigi. Kondisi ini yang menyebabkan gigi tanggal.

2. Risiko demensia

Beberapa penelitian mendukung gagasan bahwa kerusakan gigi bisa meningkatkan risiko demensia. Dalam tinjauan penelitian yang diterbitkan Current Neurology and Neuroscience Reports Trusted Source, ada hubungan potensial antara kondisi peradangan pada gigi, termasuk periodontitis dan peradangan otak, yang mengakibatkan kondisi seperti demensia.

3. Masalah jantung

Rupanya kebiasaan menggosok gigi turut menentukan kesehatan jantung Anda. Sebuah studi yang diterbitkan European Journal of Preventive Cardiology menemukan, mereka yang menyikat gigi setidaknya tiga kali sehari lebih kecil kemungkinan mengalami fibrilasi atrium (gangguan irama jantung) dan gagal jantung.

Menurut para peneliti, cek ke dokter gigi secara teratur mengurangi kemungkinan seseorang mengalami komplikasi terkait jantung. Mereka menambahkan makin banyak gigi yang hilang, berkaitan dengan peningkatan risiko fibrilasi atrium.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…