NERACA
Jakarta – Dalam rangka memenuhi peraturan pasar modal dan juga mengejar pertumbuhan investor ritel, PT Prime Asia Capital selaku pemegang saham pengendali (PSP) baru PT Mitra Investindo Tbk (MITI) akan melakukan penawaran wajib atau tender offer terhadap seluruh kepemilikan publik. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi di Jakarta, kemarin.
Disebutkan bahwa pelaksanaan tender offer akan dilakukan setelah Prime Asia Capital menyerap 1,7 miliar saham kelas B perseroan atau setera 65,59% kepemilikan pada MITI dalam right issue. Maka sebagai dampaknya, pemegang saham pengendali yang lama MITI yakni Intera Resources berkurang porsi kepemilikannya menjadi 11,3% dari sebelumnya 48,87%. Sehingga telah beralih pengendalian perseroan kepada Prime Asia Capital.
Untuk diketahui, PSP baru MITI itu bergerak dibidang perusahaan holding dan konsultasi manajemen. Prime Asia Capital dikendalikan oleh Andreas Tjahjadi, dengan kepemilikan 59,9% dan sisanya dikuasai oleh PT Marina Sinergi Utama. Sebagai informasi, MITI sebelumnya menyampaikan rencana aksi korporasi berupa penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 2,86 miliar saham melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Aksi korporasi ini dilakukan untuk perkuat modal dan juga mendanai akuisisi perusahaan pelayaran. Perseroan telah menetapkan harga right issue sebesar Rp 50 per lembar saham. Adapun, dana dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk dua hal. Pertama, mengakuisisi 99,81% saham PT. Wasesa Line milik PT PAC senilai Rp. 70 Miliar. Selanjutnya, MITI juga akan melakukan pembelian piutang sebesar Rp15 miliar milik PT PAC.
Bersamaan dengan aksi itu, perseroan juga akan menggabungkan nilai nomimal saham atau reverses Stock dengan nomimal Rp50 per saham. Sementara itu, PT Prime Asia Cipital akan menyerap seluruh HMETD milik Interra Resources Limited (IRL) selaku pemegang 48,87% saham perseroan. Prime Asia Capital melaksanakan HMETD tersebut dengan menukar atau inbreng dengan sebanyak 64.875.000 lembar saham atau 99,8% kepemilikannya pada PT Wasesa Line, sebuah perusahaan pelayaraan.
Sedangkan pemegang saham yang lainya pelaksanaan HMETD dengan membayar tunai. Sehingga nilai pelaksanaan right issue ini sebanyak banyaknya Rp143,23 miliar. Dampaknya, porsi kepemilikan Prime Asia Capital akan meningkat menjadi 75,07% dari porsi saat ini sebesar 29,87%. Adapun porsi kepemilikan Interra Resources Limited pada perseroan turun menjadi 12,19% dari 48,87%. Sementara porsi kepemilikan masyarakat turun menjadi 7,45% dari 19,13%.
MITI sendiri belum membukukan perdagangan sejak Juni 2020. Saat itu, emiten spesialis sektor pertambangan itu tercatat mengalami kerugian Rp 10,7 miliar. Disinyalir, anjloknya kinerja perusahaan sebagai akibat dari kontrak TAC IBN yang disebut-sebut tidak diperbaharui. Kemudian, hantaman pandemi yang terjadi saat ini diakui perseroan membuat ruang recovery kian terbatas.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…