Terbitkan Surat Utang Rp 7 Triliun - Fitch Beri Peringkat BBB Global Bond IIF

NERACA

Jakarta - Fitch Ratings memberikan peringkat BBB untuk surat utang global yang akan diterbitkan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, surat utang yang diterbitkan akan digunakan sesuai dengan Kerangka Kerja Pendanaan Berkelanjutan yang tertera pada dokumen obligasi.

Asal tahu saja, surat utang berbentuk senior unsecured notes yang diterbitkan dengan Regulation S (Reg S) oleh IIF itu merupakan bagian dari penerbitan notes euro jangka menengah senilai US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun (Kurs Jisdor Rp14.065). Adapun, peringkat BBB diberikan Fitch karena IIF dianggap sebagai entitas yang berhubungan erat dengan pemerintah. Pemerintah ikut mengendalikan IIF lewat perusahaan BUMN PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Dengan demikian, peringkat utang untuk notes yang akan diterbitkan IIF tersebut diberikan sama seperti peringkat utang Indonesia.

Untuk diketahui, pemegang saham IIF terdiri atas PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (30%), ADB (19,99%), International Finance Corporation (19,99%), KfW (15,12%), dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. (14,90%). Lebih lanjut, faktor yang dapat mempengaruhi peringkat utang adalah kenaikan peringkat Indonesia. Selain itu, segala perkembangan negatif dari negara Indonesia juga berpotensi membuat rating IIF direvisi.

Presiden Direktur IIF, Reynaldi Hermansjah pernah bilang, infrastruktur merupakan salah satu sektor yang memiliki dampak jangka panjang, sehingga tidak akan terganggu meski terjadi krisis karena pandemi ini. Oleh karena itu, Fitch menilai, peran IIF cukup penting bagi pemerintah dalam membantu sektor swasta ikut terlibat proyek infrastruktur. Fitch mencatat, meskipun ada pandemi Covid-19, IIF membukukan laba bersih Rp 17,5 miliar hingga semester I-2020, atau meningkat 212,5% dibanding periode sama tahun 2019 sebesar Rp 5,6 miliar.

Kualitas aset dipertahankan dengan kredit macet bersih di level 0,6%, dari sebelumnya 0,7%. Total aset IIF turun 2% secara tahunan hingga semester I-2020, tetapi kredit bisa naik 23% yang didukung pencairan pinjaman baru sebesar Rp 1,8 triliun. IIF juga menerima dua komitmen baru senilai Rp 1,1 triliun untuk pembiayaan proyek energi terbarukan pada semester I-2020 IIF tidak memiliki utang jatuh tempo yang signifikan dalam jangka menengah, kecuali senilai US$ 200 juta pada 2021.

Fitch meyakini, risiko pembiayaan kembali (refinancing) bisa dimitigasi oleh IIF dengan akses pendanaan di pasar modal, hubungan dengan bank, dan dukungan pemegang saham.

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…