NERACA
Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) langsung tancap gas dalam ekspansi bisnisnya. Dimana perseroan akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 megawatt (MW) tahun ini. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.
Direktur Utama DCI Indonesia, Otto Toto Sugiri mengatakan, rencana tersebut merupakan strategi perseroan untuk mengembangkan bisnis dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang. “Kami merupakan data center Tier 4 pertama di Asia Tenggara yang memberikan layanan data center yang aman, handal dan terpercaya dengan menjaga uptime availability 100%,” ujar Toto pada pembukaan perdagangan bursa secara virtual di Jakarta, kemarin.
Toto menambahkan, pasar data center hingga akhir 2020 diproyeksikan mencapai total kapasitas 72,5 MW dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3% selama lima tahun ke depan. “Perseroan sebagai pemimpin data center nasional terus berkembang dengan positif dan terus merasakan pemrintaan yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia,”kata dia.
Perseroan resmi menjadi emiten kedua tercatat pada tahun ini. Dengan demikian, total keseluruhan emiten yang sudah melantai di bursa berjumlah 715. Sebelumnya, perseroan telah melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), dengan melepas sejumlah 357.561.900 saham baru atau setara 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420 per saham. Perseroan menunjuk PT Buana Capital Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek.
Kata President Director Buana Capital Sekuritas, Benny Setiabrata, selama penawaran umum tanggal 30 Desember 2020, saham DCI Indonesia mendapatkan respons yang sangat positif dari investor. Dari aksi korporasi ini, perseroan menerima dana lebih dari Rp 150 miliar. Berdasarkan prospektus, dana tersebut sekitar 80% akan digunakan untuk belanja modal perseroan, yakni low voltage panel sebanyak 51 unit untuk elektrikal pusat data ke-empat perseroan dengan estimasi biaya sebesar Rp 67,281 juta, yang akan digunakan pada tahun 2021.
Kemudian, untuk pengadaan genset sebanyak 6 unit untuk elektrikal fase 1 dengan estimasi biaya sebesar Rp 58,356 juta, yang rencananya akan digunakan pada tahun 2021. Sedangkan sisa dananya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, yang mencakup biaya operasional perseroan seperti pembayaran biaya listrik, biaya persediaan dan biaya gaji. Berdasarkan data RTI, saham perseroan dibuka menguat berada di level 525 atau naik 105 poin (25%). PER saham perseroan berada di 11,74 dan market cap berada Rp 1,25 triliun.
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…