Laba Adi Sarana Armada Terkoreksi 23,41%

NERACA

Jakarta – Di semester pertama 2020, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp43 miliar. Pencapaian itu turun 23,41% dari Rp56,14 miliar periode yang sama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan dipublikasikan di Jakarta, kemarin.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan total aset yang dimiliki perseroan senilai Rp4,97 triliun per 30 Juni 2020. Sementara itu, total liabilitas yang dimiliki senilai Rp3,56 triliun. Bila laba terkoreksi, sebaliknya pendapatan perseroan tercatat Rp1,40 triliun atau naik 29,85% dari Rp1,08 triliun. Kendati demikian, beban pokok pendapatan perseroan naik lebih tinggi 37,53% secara year on year (yoy) pada semester I/2020. Jumlah beban yang dikeluarkan itu naik dari Rp737,04 miliar pada 30 Juni 2019 menjadi Rp1,01 triliun per akhir semester I/2020.

Selain itu, perseroan masih mampu membukukan pertumbuhan laba bruto. Nilai yang dikantongi naik 12,63% menjadi Rp389,37 miliar pada semester I/2020. Sementara beban penjualan yang dikeluarkan naik signifikan secara tahunan pada semester I/2020. Beban penjualan melejit 77,88% menjadi Rp8,04 miliar per 30 Juni 2020. Sebaliknya, terjadi penurunan untuk pendapatan operasi lainnya sebesar 29,60% secara tahunan menjadi Rp7,99 miliar pada semester I/2020. ASSA juga membukukan rugi dari bagian entitas asosiasi senilai Rp1,47 miliar per 30 Juni 2020.

Hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan bakal tetap ditopang lini bisnis penyewaan kendaraan diikuti oleh bisnis pengantaran logistik. Direktur Keuangan ASSA, Hindra Tanujaya pernah mengatakan, penyewaan kendaraan masih akan menjadi kontributor utama pendapatan perseroan sampai dengan akhir 2020 diikuti oleh pendapatan dari bisnis pengiriman ekspres berbasis teknologi (Anteraja).”Tetap yang terbesar itu kontribusinya masih dari penyewaan kendaraan. Kontribusi terbesar kedua itu mungkin akan didapat dari bisnis express logistic Anteraja,”ujarnya.

Perseroan sendiri, lanjut Hindra, belum dapat mengungkapkan karena laporan keuangan per 30 Juni 2020 akan digunakan untuk aksi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) pada akhir tahun sehingga memerlukan proses audit. Dari laporan sementara, Hindra mengakui kinerja perseroan tertekan pada periode Maret—Mei 2020 ketika semua pihak fokus menghadapi pandemi.“Tapi per Juni—Juli, itu sudah pick up lagi. Dan kami juga ada bisnis yang baru dimulai. Kalau dibandingkan, mestinya top line terjadi peningkatan,” ungkap Hindra.

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…