Catatkan Obligasi Jatuh Tempo - Pefindo Tegaskan Peringkat AAA MLJK

NERACA

Jakarta – Perusahaan pemeringkat, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat AAA untuk PT Marga Lingkar Jakarta (MLJK) karena dinilai memiliki dana yang cukup untuk membayar utang jatuh tempo dalam waktu dekat. Apalagi, perusahaan operator jalan tol dan juga anak usaha dari PT Jasa Marga Tbk ini mengakui binisnya di jalan tol tidak pernah sepi pengguna jalan tol JORR W2 Utara sepanjang 7,67 kilometer (km) untuk seksi Ulujami-Kebon Jeruk.

Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menegaskan peringkat AAA untuk obligasi I tahun 2017 PT Marga Lingkar Jakarta. Obligasi ini diterbitkan dalam lima seri dengan tanggal jatuh tempo yang berbeda yaitu tahun 2020 sebesar Rp 200 miliar dan Rp 217 miliar pada tahun 2022.  Seri yang lain, Marga Lingkar Jakarta memiliki utang jatuh tempo pada tahun 2024 senilai Rp 299 miliar, Rp 320 miliar pada 2027 dan tahun 2029 senilai Rp 464 miliar. 

Analis Pefindo, Niken Indriasih dan Gifar Indra Sakti dalam rilis 12 Agustus 2020 menjelaskan, sejak bulan Mei 2020, MJLK telah mencadangkan dana untuk melunasi obligasi sebesar Rp 200 miliar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 8 November 2020.  Hal ini tercermin dari dana ditetapkan penggunaannya sebesar Rp 325,4 miliar per 30 Juni 2020. Dana yang dicadangkan tersebut untuk melunasi obligasi dan membayar bunga untuk 12 bulan ke depan. Per 30 Juni 2020, MJLK juga memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 164,0 miliar.

Pefindo menjelaskan, efek utang dengan peringkat idAAA memiliki peringkat paling tinggi yang diberikan oleh Pefindo. Peringkat mencerminkan struktur transaksi obligasi yang kuat, ekonomi area layanan proyek yang baik sebagai bagian dari jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), dan pengelolaan operasional yang baik. 

Peringkat Marga Lingkar Jakarta dibatasi oleh risiko volatilitas volume lalu lintas jalan tol dan leverage keuangan yang tinggi. Pefindo akan menurunkan rasio kecukupan dana layanan utang MLJK dihitung dari EBITDA dan kas awal tahun termasuk dana ditetapkan penggunannya dibagi dengan pembayaran bunga dan pelunasan obligasi pada tahun berjalan. 

Angka ini lebih rendah dari 2 kali pada tiap akhir tahun secara berkelanjutan. Hal ini bisa terjadi akibat penurunan EBITDA secara signifikan karena kombinasi dari penurunan volume lalu lintas JORR atau pemulihan volume lalu lintas yang lebih lambat dari yang diharapkan. Selain itu, Pefindo menilai penyesuaian tarif tol akan lebih rendah atau lebih lama dari yang diharapkan atau diproyeksikan pada akhir September 2020. 

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…