Terbitkan Obligasi Rp 5 Triliun - Pefindo Sematkan Rating AA- Chandra Asri

NERACA

Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) berikan peringkat idAA- kepada rencana obligasi berkelanjutan III PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar maksimal Rp 5 triliun yang akan diterbitkan secara bertahap selama dua tahun ke depan. Informasi tersebut disampakan Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sebaliknya, Pefindo merevisi outlook untuk peringkat TPIA menjadi negatif dari stabil untuk mengantisipasi pengetatan antara biaya bahan baku dan harga produk petrokimia yang berkepanjangan. Hal ini terlihat dari penurunan marjin profitabilitas secara berkelanjutan dan sampai batas tertentu akan melemahan profil keuangan dan tidak lagi sepadan dengan kategori peringkat idAA-.

Hal tersebut didasarkan karena profil keuangan TPIA selama tiga tahun terakhir tertekan akibat dari pengetatan antara biaya bahan baku dan harga produk petrokimia dan pada saat yang sama melakukan tambahan utang untuk membiayai ekspansi. "Kami juga melihat pandemi Covid-19 telah meningkatkan tingkat ketidakpastian di regional yang memicu pelemahan kegiatan ekonomi dan juga bisa berdampak negatif kepada marjin biaya bahan baku dan harga produk petrokimia," tulis Pefindo.

Asal tahu saja, Chandra Asri akan menggunakan dana hasil penerbitan tahap pertama pada tahun ini sebesar maksimal Rp 1 triliun untuk membiayai kebutuhan modal kerja atau keperluan umum. Lalu, sisa tahap dari obligasi berkelanjutan III tersebut yang akan diterbitkan pada tahun-tahun selanjutnya akan digunakan untuk membiayai modal kerja dan/atau pembiayaan kembali fasilitas utang TPIA.

Pada saat yang sama, Pefindo telah menegaskan peringkat idAA- kepada TPIA, obligasi I Tahun 2016, obligasi Berkelanjutan I tahun 2017-2018 dan obligasi berkelanjutan II tahun 2018-2019. Penerbit obligasi dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.

Peringkat tersebut mencerminkan pandangan Pefindo mengenai posisi terdepan TPIA di industri petrokimia dalam negeri yang didukung oleh sinergi dengan partner strategis, operasi yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Namun, sensitivitas terhadap siklus industri dan risiko terhadap volatilitas marjin antara biaya bahan baku dengan harga produk petrokimia, serta risiko yang terkait dengan ekspansi fasilitas petrokimia, dan perlindungan arus kas yang memadai membatasi peringkat perusahaan.

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT Timah Melesat Tajam 295%

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…

Penjualan Buyung Poetra Terkoreksi 27,0%

NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’,  PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)  mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…

Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan Tumbuh 2,33%

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar saham sepekan kemarin mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp11.831 triliun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Bersih PT Timah Melesat Tajam 295%

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…

Penjualan Buyung Poetra Terkoreksi 27,0%

NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’,  PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)  mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…

Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan Tumbuh 2,33%

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar saham sepekan kemarin mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp11.831 triliun…