Tawarkan Bunga Tetap 11% - Oki Pulp & Paper Mills Rilis MTN Rp 300 Miliar

NERACA

Jakarta- Perkuat struktur permodalan, PT Oki Pulp & Paper Mills bakal menerbitkan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) senilai Rp 300 miliar dengan bunga tetap 11% pertahun. Informasi tersebut seperti dikutip dalam laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Jakarta, kemarin.

Syafruddin Direktur KSEI dalam rilis menjelaskan, Oki Pulp & Paper Mills menerbitkan MTN dalam jangka waktu 36 bulan alias tiga tahun. MTN ini berjatuh MTN Oki Pulp & Paper Mills XII Tahun 2020. MTN ini telah didistribusikan secara elektronik pada 9 Juli 2020 sehingga akan jatuh tempo pada 9 Juli 2023. Dimana satuan perdagangan MTN ini sebesar Rp 6,2 miliar per unit.

Sementara pembayaran bunga perdana MTN akan diserahkan pada 9 Oktober 2020 dan dibayar setiap tiga bulan sekali.  Oki Pulp & Paper dibantu oleh PT Sinarmas Sekuritas sebagai penata laksana penerbitan. Sedangkan agen pemantau MTN adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk.  Oki Pulp & Paper Mills adalah perusahaan pabrik kertas yang merupakan bagian dari Asia Pulp & Paper (APP), Sinarmas Group. Pabrik Oki Pulp and Paper berada di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. 

Oki Pulp & Paper Mills hingga saat ini masih memiliki 13 MTN yang masih aktif. Pada tahun ini, Oki Pulp & Paper memiliki MTN jatuh tempo senilai US$ 1,5 juta pada 5 September 2020. MTN Oki Pulp & Paper yang jatuh tempo pada tahun 2021 sebesar Rp 1,1 triliun dan US$ 10 juta. Tahun lalu, perseroan juga merilis MTN dengan jumlah pokok sebesar Rp 600 miliar dan tingkat bunga bersifat tetap sebesar 11% per tahun.

MTN tersebut bertenor 3 tahun dan akan memasuki waktu jatuh tempo pada 4 Desember 2022 mendatang. Dalam menerbitkan instrumen ini, PT Oki Pulp & Paper Mills bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai agen pemantau. Adapun PT Sinarmas Sekuritas dipercaya sebagai arranger untuk penerbitan MTN tersebut.

Sebelumnya, head of Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto seperti dikutip investor pernah bilang, penerbitan MTN pada saat krisis pandemi Covid-19 seperti saat ini dinilai kurang cocok, lantaran terjadi peningkatan cost of fund. Hal ini antara lain akibat yield Surat Utang Negara yang saat ini sedang tinggi. "Hal itu akan menurunkan minat para pembeli sebanyak 20% pada obligasi korporasi, sedangkan pada instrumen MTN bisa lebih, bila dibandingkan dengan tahun lalu," kata dia.

 

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…