NERACA
Jakarta – Masih terjaganya daya beli masyarakat di tahun 2019 kemarin, berhasil membawa kinerja PT Siantar Top Tbk (STTP) tumbuh positif. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin, perseroan membukukan total penjualan Rp 3,51 triliun atau tumbuh 24,25% dibandingkan penjualan tahun lalu Rp 2,83 triliun.
Emiten konsumer yang khusus memproduksi makanan ringan, seperti mie Gemez tersebut juga mencatatkan kinerja yang cemerlang dari sisi laba bersih dengan kenaikan sebesar 89,12% year-on-year menjadi Rp482,62 miliar pada tahun lalu. Kendati beban pokok penjualan perseroan meningkat 15,96 persen menjadi Rp2,56 triliun, namun perseroan mampu meraup untung dari pendapatan lain-lain serta efisiensi dari beban keuangan dan beban lain-lain.
Alhasil, laba bersih atau earning per share yang dapat dibagikan perseroan untuk tahun buku 2019 adalah sebesar Rp368,41. Total liabilitas perseroan terpantau terkoreksi 25,51% menjadi Rp733,56 miliar, bersamaan dengan itu total ekuitasnya meningkat 30,47% menjadi Rp2,15 triliun sepanjang tahun lalu. Dengan demikian, total aset perseroan bertumbuh 9,52% secara tahunan menjadi Rp2,88 triliun dibandingkan tahun 2018 lalu.
Terakhir, kas dan setara kas akhir periode tahun lalu meningkat drastis 57,12% secara tahunan dari posisi Rp64,11 miliar menjadi Rp100,73 miliar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15%. Direktur Siantar Top, Armin seperti dikutip kontan pernah mengatakan, pihaknya optimistis target tahun ini akan tercapai. Hal ini didorong oleh penguatan ekspor perusahaan yang bergerak di industri makanan ringan ini.
Asal tahu saja, perseroan membidik pertumbuhan ekspor sebesar 15% hingga 20% di tahun 2020. Meskipun penjualan ekspor bertumbuh, Armin menjelaskan tidak ada pasar baru yang dibidik. Siantar Top cenderung fokus untuk memaksimalkan pasar ekspor yang sudah ada. Guna memperkuat penjualan ekspor, Siantar Top akan meningkatkan utilisasinya meskipun tidak besar. Adapun saat ini utilisasi pabrik mencapai 75% hingga 80%.
Selain itu, kenaikan pendapatan tahun ini akan didorong oleh kenaikan harga produk STTP yang berada di kelas Rp 500 menjadi Rp 1.000 sampai Rp 2.000. "Otomatis value-nya akan naik," ujar Armin. (bani)
Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…
NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…
NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…
Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…
NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…
NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…