NERACA
Jakarta- Minat perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tinggi di tengah pandemi Covid-19 dan hal itu dibuktikan langsung oleh PT Indosterling Technomedia yang resmi menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Seperti dikutip dalam laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perseroan menawarkan 251,30 juta saham dengan harga penawaran Rp 160.
Indosterling akan melantai di bursa dengan sandi saham TECH, menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan PT Phillip Sekuritas dan PT Semesta Indovest Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi efek. Direktur KSEI Syafrudin mengungkapkan, pemesanan dan pembelian saham Indosterling tidak dilakukan melalui gerai penawaran umum, melainkan secara online dengan menghubungi PT Sinartama Gunita selaku Biro Administrasi Efek (BAE) melalui email ipo.technomedia@gmail.com.
Dirinya menjelaskan, penjatahan saham Indosterling akan dilakukan pada 29 Mei 2020. Adapun distribusi saham secara elektronik bakal dilaksanakan pada 3 Juni 2020. “Pencatatan perdana saham (listing) di BEI akan dilaksanakan pada 4 Juni 2020,” tutur Syafrudin.
Melansir dari website resmi perseroan, PT IndoSterling Technomedia merupakan perusahaan teknologi di bawah bendera IndoSterling Group. Perusahaan yang didirikan pada 2007 itu mengembangkan portofolio dari berbagai teknologi informasi (TI) dan perusahaan digital, serta melayani beragam pasar business to business (B2B).
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, kebutuhan dana untuk pengembangan usaha merupakan salah satu faktor tingginya minat perusahaan untuk melangsungkan IPO saham di tengah pandemi Covid -19. Berdasarkan data BEI, tercatat sebanyak 27 emiten telah melantai di bursa sepanjang periode berjalan 2020. PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. menjadi emiten ke-27 yang melakukan IPO.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menjelaskan bahwa minat perusahaan untuk IPO pada masa pandemi Covid-19 tetap ada. Menurutnya, sudah ada 18 emiten dalam pipeline untuk aksi korporasi itu hingga 13 Mei 2020. Inarno menilai pilihan untuk IPO akan selalu tetap menarik untuk mendapatkan pendanaan bagi korporasi. Pihak bursa pun telah menyediakan persiapan IPO secara virtual baik untuk proses persiapan maupun kelas dan one-on-one meeting dengan calon emiten.
Berdasarkan laporan Ernst & Young (EY), minat IPO di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asean. Hingga akhir kuartal I-2020, Indonesia memimpin aktivitas IPO dari sisi jumlah (18 perusahaan), diikuti Malaysia (6 perusahaan), Singapura (5 perusahaan), dan Thailand (2 perusahaan). Namun, Thailand menjadi jawara dari pencapaian nilai IPO, yakni US$ 2,3 miliar, disusul Singapura US$ 0,5 miliar, dan Indonesia US$ 0,2 miliar. Di Myanmar, Filipina, Sri Langka, Maladewa, Kamboja, dan Vietnam tak ada aktivitas IPO selama kuartal I-2020.
NERACA Jakarta – Di paruh pertama 2025, jumlah perusahaan tercatat di pasar modal lebih sedikit dibandingkan priode yang sama tahun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai untuk tahun…
NERACA Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/7) sore ditutup melemah seiring pelaku pasar…
NERACA Jakarta – Di paruh pertama 2025, jumlah perusahaan tercatat di pasar modal lebih sedikit dibandingkan priode yang sama tahun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai untuk tahun…
NERACA Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/7) sore ditutup melemah seiring pelaku pasar…