NERACA
Jakarta – Kondisi pasar saham yang tertekan di tengah pendemi Covid-19, tidak menyurutkan minat perusahaan untuk listing di pasar modal dan salah satunya adalah PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY). Perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur, secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan debut perdana dibuka melonjak 35% ke level Rp135 per saham sehingga masuk auto reject atas.
Jang Rony Yuwono, Presiden Direktur Aesler Grup Internasional dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp25 miliar pada masa penawaran umum. Sekitar 55% dana itu akan digunakan perseroan untuk pembelian alat seperti komputer guna real-time rendering dan mesin fit-out. Sisa dana sekitar 45% akan digunakan untuk modal kerja perseroan.”Dengan adanya penambahan teknologi yang digunakan, kami berharap dapat bekerja dengan lebih cepat dan efisien, sehingga bisa menghasilkan pendapatan lima kali lebih besar dibandingkan periode sebelumnya,”ujarnya.
Tahun ini, lanjutnya, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh sebesar 67,40% dengan laba bersih sebesar 38,26%. Hal ini ditopang oleh beberapa kontrak baru yang diperoleh perseroan. Selain itu, akan ada tambahan pendapatan dari fit out yang mulai ditekuni pasca IPO. “Kami melihat, hingga saat ini permintaan jasa manajemen konstruksi dan kebutuhan penyediaan blueprint dari sektor high rise building di Indonesia terbilang masih cukup besar. Hal ini seiring dengan kian tingginya tingkat kepadatan penduduk serta keterbatasan ketersediaan lahan di kota-kota besar,”kata Jang Rony penuh optimis.
Dirinya memotivasi dunia usaha agar tetap optimis menjalani bisnis meski berada dalam kondisi sulit seperti saat ini. “Orang bijak bilang, badai pasti berlalu. Karena itu, masyarakat harus tetap optimis dan kita harus berani mengucapkan bye bye (selamat tinggal) pada Covid-19. Kini saatnya kembali menjalankan bisnis secara agresif guna menyongsong kebangkitan pasar,” imbuhnya.
Aesler, lanjut dia, telah membuktikan selama sepuluh tahun mampu menggarap proyek-proyek skala nasional maupun internasional serta menjadi salah satu perusahaan arsitek dan jasa-jasa building solution nomor satu di Indonesia. Hal ini tidak luput dari sebuah tekad dan kerja keras dari tim Aesler yang sangat bertalenta, berpengalaman serta berdedikasi tinggi. “Aesler merupakan wujud nyata dari capaian kesuksesan dengan memberdayakan dan mengembangkan human capital yang dimiliki Indonesia. Ini sesuai dengan arahan Presiden kita, Bapak Joko Widodo bahwa masa depan Indonesia adalah memperkaya bangsa dengan sumber daya manusia unggul (human capital),” ucap dia bangga.
Melalui aksi korporasi IPO tersebut, Aesler menawarkan saham baru kepada publik sebanyak 250 juta lembar saham atau setara dengan 20% jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Saham tersebut dikategorikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sebagai efek syariah. Aesler merupakan perusahaan arsitektur pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Setelah IPO ini, kepemilikan PT Nakula Investama Indonesia pada Aesler Grup Internasional akan menyusut dari 55% menjadi 44%.
Sementara itu, kepemilikan Jang Rony berkurang dari 45% menjadi 36%. “Melantainya Aesler di BEI merupakan key milestone dalam perjalanan bisnis jasa arsitektur yang dirintis sejak 2010 silam. Sebab, dengan menjadi perusahaan publik, Aesler dalam menjalankan bisnisnya akan melangkah sebagai entitas usaha yang accountable, transparan dan bertanggungjawab pada investor, masyarakat serta seluruh stakeholders,”kata Jang Rony Yuwono.
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…