Jaga Stabilitas Harga Sahan - Telkom Buyback Saham Rp 1,5 Triliun

NERACA

Jakarta – Melaksanakan anjuran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah untuk memperbaiki ekonomi dan melakukan stabilisasi harga saham di tengah kondisi pasar saham yang lesu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom akan membeli kembali (buyback) saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 1,5 triliun. Jumlah saham yang dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor.

Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, buyback saham ini dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tiga bulan, mulai dari 30 Maret 2020 sampai dengan 29 Juni 2020. Telkom akan membeli kembali saham-saham tersebut pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh manajemen Telkom dengan menunjuk PT Bahana Sekuritas sebagai perantara perdagangan efek.

Kemudian untuk dana buyback telah disiapkan perseroan dengan sumber dari saldo laba. Nilai tersebut belum termasuk biaya transaksi buyback, komisi pedagang perantara, dan biaya lain-lain. Per September 2019, saldo laba TLKM adalah sebesar Rp 91,26 triliun. Manajemen Telkom yakin, realisasi buyback ini tidak akan memberi dampak negatif yang material pada kegiatan usaha perusahaan. Alasannya, Telkom memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi ini bersamaan dengan kegiatan usaha, pengembangan usaha, dan operasional Telkom.

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Ririek Adriansyah pernah bilang, prospek bisnis perusahaan bakal cerah di tahun ini akibat tambahan menara dan pusat data. Menurutnya, baik pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan laba bersih di 2020 bakal melampaui realisasi di tahun 2019.

Dia menyebut perseroan bisa meraup pertumbuhan pendapatan pada tahun 2019 di kisaran 5%. Sebagai gambaran, pada 2018, perseroan meraup pendapatan sebesar Rp 130,78 triliun atau tumbuh sebesar 1,97%. Dengan demikian, bila pertumbuhan bisa mencapai 5%, pendapatan perusahaan menyentuh Rp137,14 triliun. Adapun, pada 2018 perusahaan mencatatkan laba bersih turun 18,57% menjadi Rp18,03 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kendati demikian, beberapa hal yang kondusif terhadap perbaikan kinerja di tahun ini yakni pertama, tambahan 2.100 menara yang dilelang PT Indosat Tbk. (ISAT). Menurutnya, bila transaksi diselesaikan pada November atau Desember, tambahan menara baru bisa efektif menghasilkan pendapatan pada kuartal I/2020. Selain itu, dia menuturkan pihaknya pun tengah membangun pusat data baru. Dana Rp1 triliun disiapkan dari kocek internal dan dia menargetkan tahun ini pusat data baru bisa beroperasi.

Hal itu sejalan dengan inisiasi perusahaan untuk membangun platform digital nasional yang merupakan gabungan data dari kementerian dan lembaga serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan pun telah melibatkan Cisco, penyedia layanan komputasi awan untuk bekerja sama.

BERITA TERKAIT

Adira Finance Bukukan Laba Bersih Rp432 Miliar

Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…

BTN Sayangkan Demo Anarkis di Kantor Pusat BTN

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…

Bank BJB Cetak Laba Bersih Rp453 Miliar

Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Adira Finance Bukukan Laba Bersih Rp432 Miliar

Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…

BTN Sayangkan Demo Anarkis di Kantor Pusat BTN

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…

Bank BJB Cetak Laba Bersih Rp453 Miliar

Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…