NERACA
Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif menjalankan program Santripreneur di berbagai wilayah Indonesia. Sebab, santri di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) berpotensi besar menjadi wirausaha industri baru, khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM), yang diharapkan berperan menggerakkan roda perekonomian nasional.
“Awal tahun 2020 ini, kami telah melaksanakan program Santripreneur di wilayah Banten dan Tegal. Minggu lalu, kami juga gelar kegiatan serupa di tujuh Ponpes wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah melalui bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta.
Gati menjelaskan, bimbingan teknis di Jogja dan Jateng tersebut sudah dilaksanakan selama empat hari, tanggal 14-17 Maret 2020. Kegiatan ini berupa bimbingan teknis IKM makanan ringan di Ponpes Al Hikmah Karangmojo, serta bimtek pengolahan roti di Ponpes Nurul Haromain dan Ponpes Raudlatul ‘Ulum.
“Kemudian, bimtek perbengkelan roda dua di Ponpes Darul Fikr Al Madai, Ponpes Al Musanni, Ponpes Darul Quran, dan Ponpes Pangeran Diponegoro,” sebut Gati.
Pada kesempatan itu, Gati juga memfasilitasi pemberian mesin dan peralatan produksi untuk dimanfaatkan oleh unit bisnis yang ada di Ponpes tersebut agar bisa meningkatkan kapasitas produksinya.
“Bahkan, di dalam program bimtek, kami menghadirkan narasumber dari IdEA yang memberikan wawasan tentang perkembangan digital marketing. Hal ini merupakan bagian dari mendorong kesiapan pelaku IKM memasuki era revolusi industri 4.0 yang juga sejalan dengan program Making Indonesia 4.0,”tambah Gati.
Menurut Gati, dengan jumlah Ponpes yang cukup banyak di Indonesia, para santri memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Agama, hingga saat ini, Indonesia memiliki sekitar 28.194 Ponpes yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri lebih dari 5 juta orang.
“Sejak tahun 2013 sampai sekarang, kami telah membina sebanyak 52 Ponpes yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Banten dengan lebih dari 9.348 santri yang sudah mengikuti program pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan,” papar Gati.
Sebelumnya, Gati menyebutkan, sepanjang tahun 2019, program Santripreneur telah menjangkau 21 Ponpes dan membina sebanyak 4.700 santri. Ke-21 Ponpes tersebut meliputi enam di wilayah Jawa Timur, tiga di Jawa Tengah, delapan di Jawa Barat, dan empat di Banten.
“Mereka telah kami bekali pengetahuan, motivasi kewirausahaan, serta pelatihan produksi industri. Kami juga memberikan bantuan mesin dan peralatan produksi sesuai bidang usaha yang ditekuni di Ponpes tersebut,” tutur Gati.
Tidak hanya itu, Gati mengakui bahwa Kemenperin pun memfasilitasi mesin dan peralatan. Antara lain untuk pengolahan sampah serta produksi sepatu hingga batako. “Selain itu untuk produksi konveksi, pangan, makanan dan minuman, kerajinan, pupuk organik cair, kosmetik, serta perbengkelan,” sebut Gati.
Gati pun menjelaskan, program Santripreneur sudah berhasil diterapkan dengan baik sampai saat ini oleh Ponpes yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan. Contohnya adalah pelatihan produksi alas kaki di Ponpes Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada tahun 2017.
“Di Ponpes itu sudah mampu menghasilkan unit industri alas kaki yang memproduksi lebih dari 4.000 pasang sandal jepit spon per bulan,” ungkap Gati.
Di samping itu, dari pelaksanaan bimbingan teknis perbengkelan roda dua di Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya, sudah berhasil membuat alumninya membuka usaha bengkel sendiri.
“Bahkan, bimtek pengembangan unit usaha kopi di Ponpes Al Ittifaq, Bandung yang dalam jangka waktu sebulan dari pelatihan, koperasi di Ponpes tersebut berhasil meningkatkan nilai jual produk kopinya,” tambah Gati.
Gati menyampaikan, pihaknya membuka kesempatan bagi seluruh Ponpes di Indonesia yang ingin mengikuti program Santripreneur, untuk mengirimkan proposalnya langsung ke kantor Ditjen IKMA Kemenperin, Jakarta, atau bisa menghubungi melalui akun @ditjenikma di berbagai kanal media sosial.
“Kami meyakini, para santri generasi muda akan mampu menjadi agen perubahan yang strategis dalam membangun bangsa dan perekonomian Indonesia di masa mendatang,” pungkasnya.
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…
NERACA Subang - Suara riuh anak-anak menyambut pagi, berpadu dengan dentingan botol plastik dan gemerisik kardus bekas. Dari lapangan sekolah,…
NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…