NERACA
Jakarta –Manfaatkan potensi pertumbuhan industri pasar modal, Bahana TCW Investment Management memasang target pertumbuhan kinerja tahun ini cukup agresif. Dimana perseroan optimistis mampu meraih pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) minimal 7% dan maksimal 10% dari capaian tahun lalu. Dari jumlah itu, sekitar 50% akan ditopang oleh produk pendanaan alternatif dan 50% produk konvensional.
Presiden Direktur Bahana TCW Edward Lubis mengatakan pada tahun 2020, Bahana tengah mempersiapkan beberapa produk teranyar yang siap dilempar ke pasar. Rencananya pada tahun ini, Bahana akan luncurkan ETF ESG, Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) dengan estimasi nilai Rp 500 miliar – Rp 1 triliun, KIK EBA dengan estimasi nilai juga Rp 500 miliar – Rp 1 triliun.”Hingga saat ini, seluruh produk yang akan dirilis masih dalam proses,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dirinya menambahkan, optimalisasi kinerja dan inovasi terus dilakukan guna tetap menggaet investor di tengah pasar yang fluktuatif. “Di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik global, kami bersyukur Bahana TCW masih bisa mempertahankan kinerja reksadana, terus bertumbuh dan dipercaya dalam mengelola dana investasi nasabah,” kata Edward Lubis.
Untuk target investor, Direktur Pemasaran dan Produk Rukmi Proborini bilang, Bahana masih akan fokus pada klien BUMN. Sementara untuk strategi bisnis ke depan pada semester I-2020 Bahana TCW akan fokus pada optimalisasi sektor Surat utang baru di semester II akan masuk ke pasar saham.
Sementara itu, sepanjang tahun 2019, Bahana TCW mencatatkan dana kelolaan (AUM) sebesar Rp 48,98 triliun. Nilai ini tumbuh 2,12% dibanding dana kelolaan AUM tahun 2018 yang sebesar Rp 47,97 triliun. Dengan target pertumbuhan 7% – 10% pada 2020, perusahaan mengincar dana keloaan sekitar Rp52,41 triliun—53,88 triliun.
Asal tahu saja, investor institusi menjadi kontributor terbesar AUM. Jumlah investor ritel Bahana juga terus bertambah. Sebagai salah satu strategi, Bahana TCW memperbesar porsi produk investasi alternatifnya seperti Kontrak Investasi Kolektif-Efek Berangun Aset (KIK-EBA) dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Tahun lalu, Bahana menawarkan 70% produk konvensional dan 30% produk alternatif. Adapun, pada tahun ini kontribusi produk alternatif akan ditingkatkan, sehingga proporsinya menjadi 50:50.
Sepanjang 2019, Bahana catatkan jumlah pengguna aktif nasabah retail online dan BahanaLink mencapai 16.351 investor. Jumlah investor ritel naik 62,72% sepanjang 2019. Pada tahun 2019 Bahana TCW merilis lebih dari 15 produk di antaranya 15 Reksadana Terproteksi (RDT), 1 KIK EBA, 2 RDPT, 1 Money Market Fund, 1 Equity Fund, dan 1 Indeks Fun dengan total dana kelolaan dari seluruh produk ini mencapai Rp 7,6 triliun.
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…