Bisnis Pertambangan Lesu - SMR Utama Pesimistis Kinerja 2019 Lebih Baik

NERACA

Jakarta – Lesunya bisnis komoditas di pasar memberikan dampak terhadap bisnis  jasa penambangan batubara PT SMR Utama Tbk (SMRU). Dimana perseroan memproyeksi kinerja tahun ini tak sebaik perolehan tahun 2018.”Dengan kondisi perekonomian global yang tidak favorable, berdampak negatif terhadap harga komoditas secara umum dan tentunya juga terhadap harga batubara,"kata Sekretaris PT SMR Utama Tbk, Ricky Kosasih di Jakarta, kemarin.

Kondisi ini bakal berdampak secara tidak langsung terhadap pencapaian target produksi perusahaan. Sepanjang tahun ini, perseroan membidik volume pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal sebesar 30 juta bank cubic meter (BCM) dengan target coal getting sebesar 2 hingga 3 juta ton batubara.

Ricky memaparkan, hingga Januari hingga Agustus 2019 realisasi volume overburden removal (OB) SMRU sebanyak 19,9 juta BCM. Sementara untuk produksi batubaranya tercatat 2,2 juta ton atau naik sekitar 34% dari periode yang sama tahun sebelumnya. "OB turun kurang lebih 3% karena ada proses penutupan Site Lati," tambahnya.

Meski SMRU pesimistis perolehan kinerja hingga akhir tahun 2019 tidak secerah tahun lalu, namun dirinya berharap kondisi perekonomian dapat membaik sehingga proyeksi kinerja tahun depan lebih baik dari 2019. Dirinya tidak menampik tren penurunan harga batubara masih menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan. Oleh karena itu menjelang tutup tahun ini SMRU berusaha untuk tetap menjaga produktivitas alat berat untuk mengoptimalkan kinerja serta melanjutkan efisiensi biaya.

Ricky memperkirakan, tingkat utilisasi alat berat SMRU sampai akhir tahun di kisaran 71%. SMRU tak memiliki agenda untuk menambah alat berat pada tahun ini, tapi perusahaan melakukan peremajaan dari alat-alat berat. Untuk itu, SMRU menyiapkan belanja modal sebesar US$ 21 juta, dimana 30% berasal dari dana internal perusahaan dan sisanya dari pembiayaan lembaga keuangan. "Belanja modal yang terserap sampai Agustus 2019 sekitar Rp 162 miliar," jelasnya.

Terkait kontrak baru, Ricky menambahkan pada saat ini belum ada kontrak baru lagi yang diperoleh SMRU. Sebelumnya, mereka berhasil mengempit kontrak dari PT Berau Coal untuk mengerjakan jasa penambangan dan penyewaan alat berat di area Sambarata. Kontrak tersebut untuk volume lebih kurang 100 juta BCM dengan periode sampai dengan Maret 2025.

Asal tahu saja, perseroan mencatatkan realisasi volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal batu bara turun 1% secara tahunan pada semester I/2019. Disampaikan Ricky Kosasih, realisasi volume overburden removal (OB) perseroan sebanyak 14,9 juta bank cubic meter (bcm) pada semester I/2019, turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, realisasi volume produksi batu bara atau coal getting perseroan tercatat sebanyak1,5 juta ton pada Januari—Juni 2019, naik 30% dari semester I/2018.

BERITA TERKAIT

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…