Klarifikasi Hasil Temuan EY - Sanksi Hingga Pidana Menanti Untuk Tiga Pilar

NERACA

Jakarta – Guna memberikan kepastian hukum dan penegakan disiplin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mempersiapkan sanksi hingga pidana bagi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang terbukti memberikan penyajian laporan keuangan 2017 yang ganda seperti diungkapkan hasil audit Ernst & Young (EY).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menyampaikan, pihaknya tengah mempelajari hasil audit investigasi tersebut, sebelum mengambil tindakan yang tepat untuk dikenakan kepada emiten dan manajemen AISA terkait penyusunan laporan keuangan tersebut.”Kami akan klarifikasi kepada emitennya,“ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hoesen juga menyebutkan, jika hasil investigasi menemukan pelanggaran peraturan transaksi dan benturan kepentingan transaksi tertentu, maka emiten bersangkutan dapat dikenakan sanksi. Sementara direktur BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihak BEI sudah mempelajari temuan tersebut dan sudah memetakan masalahnya. Sekarang masuk kepada tahapan melakukan hearing dan klarifikasi kepada pihak manajemen.”Klarifikasi terkait penyajian dan overstatement. Ini kan transaksinya juga mengarah ke transaksi afiliasi. Jum’at akhir pekan (29/3) kami akan bertemu dengan manajemen ASIA,”ungkapnya.

Sebelum mengenakan sanksi ataupun denda, pihak BEI akan melakukan klarifikasi. Selain itu pihak kantor akuntan publik (KAP) yang melakukan audit laporan keuangan AISA tahun 2017 yakni RSM Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar dan Rekan pun akan turut dimintai klarifikasi terkait kasus ini. Terkait bisa berlanjut ke ranah hukum, menurut Nyoman itu sangat bisa terjadi, namun harus melihat perkembangan lebih lanjut dari hasil investigasi. “Kami akan klarifikasi ke manajemen yang menjabat saat ini. Pertanggungjawaban manajemen lama itu nantinya kepada manajemen baru,” ujar Nyoman.

Di tempat terpisah, Sekretaris Perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food (TPS Food) dari pihak komisaris, Michael H. Hadylaya pernah bilang, pihaknya tidak dalam menyimpulkan hasil temuan Ernst & Young. Dia menuturkan, jajaran direksi kini tengah menanti arahan dari regulator."Ini temuan EY untuk menjawab pertanyaan pemegang saham. Namun, kami akan bersifat kooperatif, kalau dipanggil oleh regulator maka kami akan datang," ungkapnya.

Michael menuturkan, hasil temuan ini telah dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia. Kini AISA tengah menanti tindakan dari regulator. Dirinya juga menambahkan, AISA juga tengah fokus untuk menangani penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Dia mengungkapkan, telah ada empat entitas anak yang telah berada di bawah kendali manajemen baru. Tiga di antara entitas anak AISA yakni PT Balaraja Bisco Paloma, PT Putra Taro Paloma, dan PT Subafood Pangan Jaya. Sementara itu, entitas beras AISA masih menghadapi PKPU di Semarang.

 

 

BERITA TERKAIT

Gandeng Dewan Masjid Indonesia - BTN Dukung Inklusi Keuangan Lewat Solusi Digital

Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…

LPCK Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

NERACA Jakarta  –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…

Reaksi Sahamnya Disuspensi - Manajemen Hotel Fitra Bantah Ada Intervensi

NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Gandeng Dewan Masjid Indonesia - BTN Dukung Inklusi Keuangan Lewat Solusi Digital

Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…

LPCK Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

NERACA Jakarta  –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…

Reaksi Sahamnya Disuspensi - Manajemen Hotel Fitra Bantah Ada Intervensi

NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…

Berita Terpopuler