Sikapi Temuan Ernst & Young - BEI Minta Penjelasan Manajemen Tiga Pilar

NERACA

Jakarta – Menyikapi temuan hasil audit Ernst & Young (EY) terkait adanya pembukuan ganda hingga dugaan window dressing yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), membuat Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna Setia angkat bicara. Dimana dirinya bakal merespon temuan tersebut dengan melakukan penelaahan atas laporan audit investasi terhadap laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tahun 2017.

Namun demikian, dirinya tidak mau gegabah dan terburu-buru untuk mengambil kesimpulan sambil memetakan persoalan untuk dipertanyakan kepada manajemen AISA.”Kami akan petakan dulu masalahnya, setelah itu kami minta tanggapan manajemen AISA dan langkah apa yang akan di ambil manajemen terhadap temuan itu,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan Ernst &Young dalam laporan auditnya menemukan kelebihan pengakuan atau overstatement piutang, persedian dan aset tetap Grup TPSF sebesar Rp4 triliun. Temuan tersebut hanya satu dari sekian temuan lain. Menurut Akuntan Publik Deni R Tama, bahwa di penjualan juga terdapat kelebihan pengakuan sebesar Rp662 miliar, serta EBITDA entitas Food sebesar Rp329 miliar.

Disamping itu, terdapat dugaan aliran dana sebesar Rp1,78 triliun dari grup TPSF kepada pihak-pihak yang terafiliasi dengan manajemen lama. Rincinya, aliran dana tersebut dengan menggunakan pencairan pinjaman grup TPSF dari beberapa bank oleh pihak terafiliasi grup TPSF. Padahal, dalam laporan keuangan AISA tahun 2017, hal itu tidak dicantumkan sebagai transaksi terafiliasi. Sehingga berpotensi melanggar peraturan terkait transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu.

Di tempat terpisah, mantan direktur utama AISA, Joko Mogoginta seperti kutip Kontan membantah atas temuan tersebut dan akan membawa ke ranah hukum. Joko Mogoginta resmi tak menjabat sebagai Direktur Utama AISA melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 22 Oktober 2018 silam. Saat ini manajemen baru TPS Food telah dipimpin oleh Hengky Koestanto bersama dengan Charlie Dungga sebagai direktur independen.

Kala itu, Hengky yang diresmi menjadi direktur utama mengungkapkan, dalam penyusuan laporan keuangan terdapat kendala berupa data-data keuangan transisi dari direksi lama yakni Stefanus Joko Mogoginta dan Budi Istanto. Pasalnya, data-data tersebut akan digunakan untuk penyusunan ulang laporan keuangan tahun 2017 dan 2018. Selain itu, lanjutnya, perseroan juga menyusun putusan PKPU (Penundaan Pembayaran Kewajiban Utang - PKPU) terhadap anak usaha perseroan, yakni PT Putra Taro Paloma, PT Balaraja Bisco Paloma, PT Tiga Pilar Sejahtera, PT Poly Meditra Indonesia, PT Dunia Pangan, PT Jatisari Sri Rejeki, PT Indo Beras Unggul dan PT Sukses Abadi Karya Inti yang tengah melakukan penyusunan proposal perdamaian bersama tim penasehat keuangan, Deloitte.

 

BERITA TERKAIT

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…