NERACA
Jakarta – Danai pengembangan bisnis usahanya, PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) meraih fasilitas pinjaman senilai Rp1,14 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Hal itu tertuang dalam perjanjian kredit antara KBLI dan Bank Mandiri tanggal 1 Maret 2019. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Sekretaris Perusahaan KBLI, Made Yudana, fasilitas pinjaman itu akan memperkuat kondisi keuangan perseroan terutama modal kerja. Diharapkan denga pinjaman tersebut akan meningkatkan kinerja perseroan. Dijelaskannya, fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari modal kerja Rp1 triliun dan treasury line senilai RpUS$ 10 juta.
Adapun suku bunga pinjaman dengan jangka waktu 12 bulan itu dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bank Mandiri. Selanjutnya, perseroan menjaminkan aset-aset perseroan berupa tanah bangunan, mesin peralatan, persedian, dan piutang perseroan. Adapun nilai aset tersebut lebih dari 50% dari jumlah kekayaan bersih perseroan.
Tahun ini, perseroan mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 17%. Perseroan mengungkapkan, penjualan kepada PT PLN (Persero) masih memberikan kontribusi besar terhadap penjualan tahun ini. Dimana perseroan mengharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap total penjualan. Hingga kuartal III/2018, pendapatan dari PLN Rp1,25 triliun atau 48,07% terhadap total pendapatan Rp2,60 triliun.
Perseroan memperkirakan pasar aluminium yang didominasi PLN, diharapkan dapat tumbuh signifikan. Hal ini karena target pemerintah untuk mempercepat program 35.000 MW yang direncanakan selesai awal 2020. Sebagai informasi, perseroan memiliki total kapasitas produksi kabel listrik sebesar 75.000 MT, yang terdiri dari kabel listrik tembaga sebesar 30.000 MT dan kabel listri aluminium sebesar 45.000 MT.
KMI Wire and Cable memproduksi beberapa jenis kabel seperti kabel untuk bangunan, kabel untuk distribusi daya, kabel listrik tegangan menengah, kabel saluran udara, dan kabel saluran tanah. Pada akhir 2017, kapasitas produksi kabel listrik tembaga perseroan mencapai 30.000 metrik ton, kanbel listrik aluminium sebesar 45.000 ton, kawat tembaga sebesar 15.000 ton, sedangkan kapasitas produksi kawat aluminium sebesar 15.000 ton.
Pada tahun 2018, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp133 miliar yang sebagian besarnya akan digunakan perseroan untuk investasi mesin produksi. Sumber pendanaan capex tersebut berasal dari dana internal dan pinjaman perbankan.
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi maupun penjualan batu bara tidak mengalami perubahan dari…
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi maupun penjualan batu bara tidak mengalami perubahan dari…