Marak Penerbitan MTN - Pefindo Kantungi Mandat Rp 9,85 Triliun

NERACA

Jakarta – Tren penerbitan surat utang korporasi di tahun politik masih tetap tumbuh. Bahkan berkah dari pertumbuhan surat utang tersebut, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menerima pemeringkatan untuk obligasi atau surat utang dengan nilai Rp 28,09 triliun hingga 18 Februari 2019.”Capaian tersebut secara mayoritas surat utang jangka menengah atau medium term notes dengan nilai mencapai Rp 9,85 triliun,”kata SVP Financial Institution Ratings Division Pefindo, Hendro Utomo di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, medium term notes (MTN) di awal ini menjadi primadona dibandingkan surat utang lainnya. Pasalnya, tingginya kondisi suku bunga saat ini,  MTN memberikan kemudahan dengan skemanya yang lebih fleksibel dibandingkan dengan obligasi.”Beberapa tahun lalu aspek regulasi minim jadi memang ada banyak keleluasaan emiten dan investornya karena terkait kesepakatan kedua belah pihak,"jelasnya.

Disamping itu, kata dia, juga sebabkan oleh adanya faktor risiko pengawasan yang lebih ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap penerbitan MTN melalui aturan OJK tentang Penerbitan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) yang saat ini masih berupa draft. Selain itu, adanya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) tahun ini yang akan menyelaraskan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Fed. 

Adapun untuk mandat lainnya yang diterima oleh Pefindo untuk instrumen lainnya antara lain rencana realisasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 8,14 triliun, sukuk senilai Rp 4,80 triliun, PUB baru senilai Rp 3 triliun dan obligasi Rp 2,3 triliun. Secara sektoral, sektor pembiayaan menjadi sektor dengan nilai penerbitan terbesar mencapai Rp 9,1 triliun dari total mandat tersebut. Diikuti oleh sektor perbankan seniali Rp 5,44 triliun dengan kedua sektor ini masing-masing diwakili oleh enam korporasi.

Kata Hendro, tahun ini penerbitan MTN oleh perusahaan pembiayaan diprediksi melambat karena menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya, kasus gagal bayar SNP Finance yang tahun lalu terkuak, membuat investor lebih berhati-hati berinvestasi pada MTN yang diterbitkan perusahaan multifinance.

Akibatnya, ada sekitar tiga perusahaan multifinance yang terpaksa menunda penerbitan MTN di tahun lalu, seperti Bukopin Finance dan PT Indosurya Inti Finance atau dikenal Indosurya Finance. Tantangan lainnya, ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat penerbitan MTN dengan mengeluarkan aturan baru yaitu Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.

Disampaikannya, ketentuan OJK mempengaruhi minat perusahaan untuk menerbitkan surat utang, karena ada pengetatan dari sisi proses dan syarat penerbitan. Sedangkan dari sisi investor, lebih selektif dalam memilih emiten dan nilai rating. “Investor jadi pilih-pilih emiten yang menerbitkan surat utang. Mereka juga berpikir misalnya, harga kupon lebih mahal maka peminat menjadi lebih sedikit,” kata Hendro.

 

 

BERITA TERKAIT

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…