NERACA
Jakarta – Debut perdana di pasar modal, saham PT Super Energy Tbk. (SURE) naik tajam 69,03% atau naik Rp 107 dari harga penawaran umum perdana Rp 155 menjadi Rp 262 per saham. Lantaran kenaikan tajam tersebut, saham SURE langsung terkena auto reject. Auto rejection merupakan penolakan secara otomatis oleh sistem perdagangan efek yang berlaku di bursa terhadap pembelian dan/atau penjualan efek yang melampaui batasan harga yang ditetapkan oleh BEI.
Sementara volume perdagangan saham di pasar reguler hingga waktu tersebut mencapai 10.000 unit senilai Rp 2,62 juta dengan frekuensi perdagangan sebanyak satu kali. Saham SURE juga mengalami kelebihan permintaan hingga 4 kali dari seluruh saham yang ditawarkan.”Permintaan initial public offering (IPO) oversubscribed 4 kali lipat dari jumlah yang ditawarkan,”kata Direktur Utama SURE, Agustus Sani Nugroho di Jakarta, kemarin.
Lewat IPO ini, perusahaan melepas 240 juta saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga saham perdana adalah Rp155, sehingga perseroan meraih dana segar sebesar Rp37,2 miliar. SURE adalah perusahaan energi terintegrasi dan memiliki dua entitas anak yang bergerak di bidang pengolahan gas suar serta distribusi Compressed Natural Gas (CNG). Bersamaan dengan penawaran umum perdana, perseroan menerbitkan 297,57 juta saham baru dalam rangka Mandatory Convertible Bond (MCB) senilai Rp46,12 miliar. MCB akan diserap oleh Asian Global Energy Pte. Ltd. (AGE).
Setelah IPO dan konversi MCB, kepemilikan PT Super Capital Indonesia di SURE akan berkurang menjadi 64,06% dari sebelumnya 99,93%. Kepemilikan PT Superstrada Indonesia juga terdilusi menjadi 0,04% dari sebelumnya 0,07%. Adapun kepemilikan publik akan terdilusi menjadi 16,03% dari sebelumnya 20%. Sementara itu, AGE sebagai pemegang MCB mendapatkan 19,87% saham SURE.
Kemudian untuk menggenjot kapasitas produksi gas, perseroan tengah menjajaki sumber bahan baku di wilayah yang memiliki produksi gas alam baik milik Pertamina maupun produsen gas lainnya. Kata Agustus Sani Nugroho, pihaknya memerlukan peningkatan produksi sebanyak tiga kali lipat. Saat ini Super Energy memproduksi 20 mmscfd gas dari tiga pabrik.”Sekarang kami tengah mengincar beberapa wilayah, cuma prosesnya kan harus dijajaki dulu, keekonomiannya dilihat, seperti Riau. Tidak hanya suplai tapi kan juga permintaannya ada atau tidak,"ujarnya.
Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, saham SURE memiliki valuasi yang murah. IPO akan membuat fundamental SURE meningkat, lantaran hasil IPO digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan membayar utang. "Ini akan diapresiasi oleh pelaku pasar,”jelasnya.
Nafan menambahkan, bisnis CNG memiliki prospek yang positif, karena secara kualitas lebih bagus dibandingkan dengan liquifed natural gas. Selain itu, permintaan terhadap CNG juga meningkat, karena terdapat beberapa wilayah yang masih belum tersambung oleh pipa gas, "saya rasa prospek SURE ke depan masih bagus," kata Nafan.
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan kebutuhan modal untuk mendanai pengembangan bisnisnya menjadi alasan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) absen untuk…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendukung pertumbuhan bisnisnya, PT Mandiri Tunas Finance (TUFI) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VII Tahap…
NERACA Jakarta -Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/6) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah…
Pintu Futures, salah satu produk unggulan PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one mencatatkan performa positif dengan trading volume…
Bicara soal bisnis kecantikan, nama-nama seperti Nature Republic, Banana Boat, hingga Freeman mungkin sudah tidak asing di telinga. Tapi pernahkah…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil meraih penghargaan Global Brand Awards 2025 dari Global Brands Magazine, sebuah majalah…