BI Kaji Blockchain Untuk Sistem Pembayaran

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengaku sedang melakukan uji teknis (use case) teknologi "blockchain" untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem pembayaran. Hasil uji teknis sementara, "blockchain" dapat digunakan untuk memaksimalkan penerapan identifikasi data dan transaksi nasabah (know your customer/KYC), kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Imaduddin Sahabat, di Jakarta, Selasa (10/4).

Namun, Imaduddin menegaskan Bank Sentral masih mengkaji dan belum memutuskan untuk menggunakan atau tidak, teknologi yang menyebarkan titik server data tersebut. "Yang cocok pada industri keuangan itu 'Know Your Customer'. Yang digunakan untuk apanya lagi, kami masih pelajari," kata dia, di UOB Tower.

"Blockchain" merupakan teknologi basis data yang membuat data di dalamnya tidak bergantung pada jaringan atau server terpusat. Namun berbagai data di dalamnya dimiliki oleh konsensus berupa pihak atau komputer yang ada di dalam jaringan tersebut atau terdesentralisasi.

Server yang tidak hanya tunggal dan tersebar ini merupakan salah satu sifat yang membuat "Blockchain" dianggap lebih aman, terutama ketika sistem menghadapi gangguan. Ketika salah satu server mengalami gangguan seperti peretasan, server tersebut dapat diabaikan karena jaringan server lainnya memiliki data yang berbeda.

BI, kata Imaduddin, sudah mengkaji penggunaan "Blockchain" sejak 2016. Proses kajian sudah memasuki uji teknik yang akan selesai paling lambat tahun depan. Meski sudah memasuki berbagai tahap, BI masih bergeming untuk menerapakan atau tidak teknologi "Blockchain". Imaduddin menjelaskan penerapan "Blockchain" sangat tidak sederhana. Bank Sentral di negara lain pun, bahkan negara maju, masih berada dalam tahap uji coba untuk "blockchain".

"Banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Selain itu 'blockchain' juga teknologinya masih belum stabil," ujarnya pula. Selain untuk transaksi sistem pembayaran berskala besar, "Blockchain" juga sangat dimungkinkan untuk pembayaran berskala ritel. Kemudian, di industri keuangan, "Blockchain" juga akan berguna untuk penelusuran aset, seperti validasi kepemilikan sertifikat tanah.

"Kita masih pelajari kekurangan dan kelebihannya," ujar dia. Blockchain mulai dikenal secara global pada 2009. Teknologi itu juga dimanfaatkan oleh pemain mata uang virtual Bitcoin. Apa itu blockchain? Belum ada definsi yang baku terkait hal ini. Blockchain berasal dari dua suku kata, yakni block dan chain. Kata block menggambarkan bentuk rantai yang saling terangkai (chain) yang berisi transaction records.

Untuk membuat block, memerlukan cryptographic signature sebagai bagian dari validasi. Defini lain menyatakan blockchain itu sebuah buku besar digital (a digital ledger) dengan transaksi Bitcoin dan uang virtual lainnya dicatat secara kronologis dan umum dengan memakai kode unik yang tidak bisa dirubah (kekal) yang merevolusi kerja internet.

Awal mula kehadiran blockchain dengan Bitcoin sebagai wujud cryptocurency merupakan bentuk ‘perlawanan’ sang pengagas dan developer yang dianggap masih misterius saat ini, yakni Satoshi Nakamoto terhadap peran sentral dari institusi perbankan dan pemerintah dalam hal ini bank sentral pada 2008. Bitcoin merupakan simbol perlawanan tersebut. Setiap transaksi antara dua pihak yang sepakat memakai Bitcoin sebagai alat pembayaran tidak lagi memerlukan kehadiran pihak trusted third party seperti bank dan bank sentral.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…