Bidik Dana IPO Rp 1,5 Triliun - Wahana Vinyl Pacu Kapasitas Produksi

NERACA

Jakarta – Bila tidak ada aral melintang, PT Wahana Vinyl Nusantara sebagai perusahaan produsen pipa denhan merek Rucika berencana melepas saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester pertama tahun ini. Dalam IPO tersebut, perusahaan akan menggunakan pencatatan pembukukan Desember 2017.”Kita bisa kejar di semester pertama dengan memakai buku desember," kata Presiden Direktur Wahana Vinyl Nusantara, Steven Widjaja di Jakarta, kemarin.

Rencananya, dalam IPO ini perseroan akan melepas saham maksimal 20%. Sayangnya, Stephen belum bisa mengungkapkan berapa target dana dalam pelepasan saham perdana ini. Dirinya hanya berharap dalam aksi korporasi tersebut bisa menghimpun dana segar di pasar Rp 1,5 triliun dan dana tersebut digunakan untuk kebutuhan ekspansi bisnis dengan manambah kapasitas produksi.”Dananya untuk ekspansi, nambah kapasitas. Sekarang kita ada 200 ribu ton per tahun dan kita akan ada partner-partner baru seperti Jepang, perusahaan Eropa dan juga mungkin menjajaki pasar ekspor. Semuanya ekspansi," ujarnya.

Menurut Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hamdi Hassyarbaini, PT Wahana Vinyl Nusantara ini merupakan perusahaan yang menggalang dana paling besar dalam IPO di semester I ini. "Potensi penggalangan dana dari IPO ini adalah sebesar Rp 1,5 triliun," imbuhnya.

Asal tahu saja, dalam menggenjot pasar ekspor akan mencari mitra baru potensial di Asia Tenggara. Baru baru ini, perseroan resmi menggandeng mitra baru seperti Ke Kelit dari Eropa serta Maezawa dan Mitsubishi Corporation dari Jepang dengan merek Rucika. Steven Widjaja mengungkapkan, kedua mitra baru tersebut memiliki posisi yang sangat kuat di Asia. Kondisi ini bakal membuka peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspor yang selama ini tidak bisa dilakukan ketika perusahaan hanya menjalin kerjasama dengan Wavin BC.

Dirinya menceritakan, dengan melakukan kerjasama dengan Wavin yang paling terasa hanya punya teritori di Indonesia. Sementara Wavin memiliki posisi yang sangat besar dan kuat di Eropa, sehingga pihaknya tak punya peluang untuk ekspor, selain hanya fokus di Indonesia.

Selama menjalin kerjasama dengan Wavin kurang lebih 35 tahun, kedua perusahaan ini tidak berkolaborasi dalam hal finansial, melainkan hanya sebatas teknis. Menurut Steven, jika pihaknya hanya menjalin kolaborasi dengan Wavin, belum tentu semua produknya relevan untuk diekspor. Meski begitu, produk Wavin tetap akan dipakai untuk kebutuhan yang sesuai. Saat ini kapasitas dari perusahaan sebesar 200.000 ton per tahun dan tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 10% dengan keuntungan yang dibidik sebesar Rp 500 miliar.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…