Reorientasi Kebijakan Pengendalian Harga

 

Oleh: Ariyo DP Irhamna

Ekonom INDEF

 

Tren tingkat inflasi rendah masih berlanjut, pada Februari 2018 terjadi inflasi 0,17% (mtm), sedangkan pada Januari 2018 menurun sebesar 0,62% (mtm). Penurunan tersebut didorong oleh inflasi inti dan volatile food yang lebih rendah dari bulan sebelumnya, meskipun inflasi administered prices mengalami peningkatan. Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan Februari, inflasi IHK tercatat 0,79% (ytd) atau secara tahunan sebesar 3,18% (yoy), melambat dari bulan lalu 3,25%.  (yoy). 

Tingkat inflasi inti tercatat 0,26% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu 0,31% (mtm), sedangkan secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,58% (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah emas perhiasan. Harga emas memang mengalami penurunan, dari kisaran 1350 USD per troy ons pada awal bulan Februari namun turun drastis hingga mencapai 1329.6 USD per troy ons di akhir bulan Februari. Harga Emas Antam pun kembali mencatatkan penurunan ke Rp637,000 dari Rp643,000 pada hari Senin, dengan patokan buyback turun ke Rp567,000 per gram. Penurunan harga emas kali ini berhubungan dengan pemulihan bertahap pasar modal global, serta penguatan Dolar AS.

Di sisi inflasi volatile food tercatat 0,10% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 2,58% (mtm). Inflasi terutama bersumber dari komoditas beras, bawang putih, dan bawang merah. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 3,10% (yoy). Sedangkan inflasi administered price pada bulan Februari 2018 mencapai 0,07 persen (mtm) setelah mengalami deflasi 0,15% (mtm) pada bulan sebelumnya. Inflasi terutama didorong oleh penyesuaian harga bensin nonsubsidi dan tarif listrik. Komoditas yang mengalami deflasi pada kelompok ini adalah angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 5,29% (yoy).

Namun meskipun tingkat inflasi masih menunjukan penurunan, tampaknya Bank Indonesia masih belum melakukan penyesuaian suku bunga ke level yang lebih rendah lagi. Hal itu tercermin dari perkembangan stabilitas rupiah yang beberapa hari terakhir mengalami fluktuatif, bahkan hampir menyentuh ke level Rp 14.000.

Langkah ini diambil karena amanat Undang-Undang Bank Indonesia bahwa tugas utama BI adalah menjaga stabilitas rupiah. Tingkat stabilitas nilai rupiah diukur terhadap harga barang dan jasa yang tecermin pada inflasi. Secara eksternal, kestabilan nilai rupiah diukur terhadap mata uang negara lain yang tecermin pada perkembangan nilai tukar.

Namun perkembangan terakhir yang menunjukan tingkat inflasi yang rendah dan nilai tukar yang tidak stabil menunjukan derajat Exchange Rate Pass Through (ERPT) rupiah sangat lemah. Artinya, pergerakan nilai tukar rupiah tidak mencerminkan sepenuhnya oleh fluktuasi inflasi. Jika kita lihat memang permasalahan inflasi di Indonesia lebih disebabkan oleh sisi penawaran. Banyak industri atau komoditas di Indonesia memiliki struktur pasar yang oligopoli. Untuk mempengaruhi faktor tersebut pemerintah harus mendorong iklim usaha yang sehat, masyarakat perlu diedukasi mengenai pentingnya mengawas struktur pasar yang sehat. Cara yang paling ampuh ialah memperkuat KPPU. KPPU harus didorong menjadi lembaga kuat seperti KPK sebab jika tidak struktur pasar tidak dapat berubah dan masyarakat sebagai konsumen akan selalu dirugikan.

 

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…