Formasi: Kehancuran Sebuah Negara Diawali dari "Hoax"

Formasi: Kehancuran Sebuah Negara Diawali dari "Hoax"

NERACA

Jakarta - Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy mengatakan dari berbagai pengalaman yang telah terjadi umumnya kehancuran sebuah negara diawali dengan pembiaran fenomena banjir "hoax".

"Kehancuran negara-negara di Timur Tengah, misalnya, diawali dengan 'hoa' yang memecah belah," kata Gildas Deograt Lumy di Jakarta, Senin (26/2).

Karena itu, dia menyarankan agar seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk bersama-sama memerangi peredaran berita bohong atau "hoax". Menurut dia, "hoax" yang amat merugikan menjadi awal kehancuran tatanan kerukunan di sebuah negara termasuk di Indonesia."'Hoak' merugikan semua pihak sehingga saya yakin memberantas 'hoax' bukan hanya keinginan Presiden Jokowi pribadi sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan," ujar dia.

Pihaknya sebagai perkumpulan komunitas informal warganet dan masyarakat yang aktif menggunakan internet mendukung langkah pemerintah untuk memerangi "hoax". Gildas berpendapat, melawan banjir "hoax" tidak bisa hanya dengan menghapus, memblokir atau mengklarifikasi konten."Kita harus bersama-sama membangun budaya keamanan siber dan informasi yang positif dan produktif untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan bangsa di wilayah siber," kata dia.

Ia menekankan bahwa dalam konteks Indonesia, wilayah siber seharusnya menjadi instrumen yang dapat mempersatukan darat, laut dan udara."Bukan malah memecah belah bangsa kita yang Bhinneka Tunggal Ika," kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informasi RI Rudiantara mengatakan mengabarkan informasi, konten yang tidak benar atau hoax dengan mengirimkan ke media sosial secara berantai itu merupakan perbuatan fitnah berjamaah.

Menkominfo saat peresmian Grha Suara Muhammadiyah di Yogyakarta, Minggu (25/2), mengatakan, dirinya selalu menyampaikan kepada khalayak mengapa harus membuang pulsa dengan mengirimkan informasi atau pesan yang belum jelas kebenarannya ke media sosial begitu menerima informasi itu."Kalau di agama Islam bila info itu benar, tetapi orang tidak suka, jadi tidak mendapatkan pahala, apalagi kalau informasi itu tidak benar atau hoax kita kirim ke mana-mana dan dikirim lagi, itu fitnah berjamaah, karena saking banyaknya," kata dia.

Oleh sebab itu, kata Menteri, semua masyarakat pengguna media sosial harus lebih cerdas dalam menanggapi adanya informasi tidak jelas yang beredar di media sosial, setidaknya tidak mengirimkan ke yang lain atau tidak menjadi yang pertama mengirim informasi itu.

"Jadi untuk apa buang pulsa, beda dengan dulu kalau yang telpon itu bayar, yang terima tidak bayar, tapi sekarang di medsos dengan data, yang mengirim bayar, menerima bayar, jadi bila kita menerima sesuatu yang tidak benar, sudah rugi pulsa, rugi pula informasi," ujar dia.

Oleh karena itu, Menteri Rudiantara juga mengharapkan surat kabar Suara Muhammadiyah yang saat ini terbit mingguan ke depan bisa lebih intens dalam menyampaikan berita atau informasi yang meneguhkan dan mencerahkan, mengingat teknologi informasi yang berkembang saat ini.

"Saya harap Suara Muhammadiyah yang memang terbitnya mingguan nanti saya berharap bukan mingguan lagi, namun lebih sering lagi, tidak harus dalam bentuk cetak, karena teknologi memungkinakn Suara Muhammadiyah bisa menyampaikan syiar lebih jauh," kata dia. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Kesenjangan Teknologi di Masyarakat Perlu Diminimalkan

NERACA Jakarta - Anggota DPR Dyah Roro Esti mengatakan, pemerintah bersama pihak-pihak terkait lainnya termasuk Bank Dunia perlu meminimalkan kesenjangan…

Indonesia Potensial dalam Pengembangan Ekonomi Digital

NERACA Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan…

Urbanisasi Berdampak Positif Jika Masyarakat Punya Keterampilan

NERACA Jakarta - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa perpindahan…

BERITA LAINNYA DI

Kesenjangan Teknologi di Masyarakat Perlu Diminimalkan

NERACA Jakarta - Anggota DPR Dyah Roro Esti mengatakan, pemerintah bersama pihak-pihak terkait lainnya termasuk Bank Dunia perlu meminimalkan kesenjangan…

Indonesia Potensial dalam Pengembangan Ekonomi Digital

NERACA Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan…

Urbanisasi Berdampak Positif Jika Masyarakat Punya Keterampilan

NERACA Jakarta - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa perpindahan…