Urbanisasi Berdampak Positif Jika Masyarakat Punya Keterampilan

NERACA

Jakarta - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa perpindahan penduduk dari desa ke kota besar atau urbanisasi bisa berdampak positif jika masyarakat memiliki keterampilan.

"Setiap individu berhak melakukan perpindahan demi kehidupan yang lebih baik. Namun, perlu diingat untuk mempersiapkan diri sebelum menuju kota tujuan, apakah sudah memiliki tempat bekerja, mau berapa lama di sana, pindah permanen atau nonpermanen, skill (keterampilan) apa yang dimiliki, ini harus dipikirkan oleh para urban," ujar Bonivasius dalam siaran pers di Jakarta, Senin (22/4).

Ia memastikan bahwa urbanisasi tidak selamanya memunculkan persoalan, karena ada sisi positif atau berkah yang bisa diambil apabila mobilitas penduduk dikelola dengan tepat.

"Banyak orang melihat urbanisasi sebagai masalah. Kota dipadati pendatang, lalu muncul masalah ekonomi, kerawanan sosial dan budaya. Padahal, ada sisi berkah atau bonus kalau urbanisasi direncanakan, diperkuat dengan regulasi, dan selanjutnya dibuat dukungan finansialnya," ujar dia.

Ia mencontohkan transmigrasi di era pemerintahan Orde Baru (1970-1998) dan kini dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur. Kedua mobilisasi penduduk tersebut, kata Bonivasius, merupakan anugerah karena dapat memunculkan bonus apabila dilakukan secara terencana, disiapkan regulasi, dan dukungan finansialnya.

"Konteks urbanisasi jangan hanya dilihat sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota, tetapi juga perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Meski kata urban konteksnya ke kota, tetapi di dalamnya termasuk juga mobilisasi penduduk. Bahkan, beberapa daerah berharap daerahnya kedatangan para pendatang, karena kebutuhan terhadap tenaga kerja," katanya.

Ia mengemukakan, sifat dasar manusia adalah keinginan untuk mengubah hidup, ekonomi, sosial hingga budayanya, atau kebanggaan tersendiri ketika mereka pindah ke satu wilayah ibu kota. Untuk itu, perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain sebaiknya dicermati alasan atau latar belakangnya.

"Dengan mengetahui alasan perpindahan itu, pemerintah bisa menyiapkan strateginya," kata dia.

Saat ini, lanjut dia, kota yang menjadi tujuan pendatang bukan hanya Jakarta saja, karena sudah banyak kota di Indonesia yang mulai berkembang dan menjadi tujuan pendatang. Menurut Bonivasius, kondisi ini sangat baik karena terjadi pemerataan persebaran penduduk.

"Kami harap ada lebih banyak lagi kota-kota seperti Surabaya, Makassar, Semarang, atau Bandung. Kita bangun lebih banyak kota semacam itu," tuturnya. Ant

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Hardiknas Jadi Momentum Percepatan Sertifikasi Guru

NERACA Jakarta - Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menyatakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ke-65 yang jatuh pada…

Semangat Kartini Pengaruhi Keagamaan Modern

NERACA Jakarta - Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid menyoroti bagaimana semangat emansipasi wanita bisa mempengaruhi penafsiran agama…

Pancasila Sebagai Falsafah Tengahan Bantu Cegah Polarisasi

NERACA Jakarta - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Ma'mun Murod menyampaikan bahwa pemahaman Pancasila sebagai falsafah tengahan atau wasathiyah…

BERITA LAINNYA DI

Hardiknas Jadi Momentum Percepatan Sertifikasi Guru

NERACA Jakarta - Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menyatakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ke-65 yang jatuh pada…

Semangat Kartini Pengaruhi Keagamaan Modern

NERACA Jakarta - Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid menyoroti bagaimana semangat emansipasi wanita bisa mempengaruhi penafsiran agama…

Pancasila Sebagai Falsafah Tengahan Bantu Cegah Polarisasi

NERACA Jakarta - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Ma'mun Murod menyampaikan bahwa pemahaman Pancasila sebagai falsafah tengahan atau wasathiyah…