Industri Asuransi ASEAN Diminta Ikut Biayai Infrastruktur

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - ASEAN Insurance Council (AIC/Dewan Asuransi ASEAN) meminta para pemangku kepentingan industri di seluruh ASEAN agar berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional dengan mendanai pengembangan infrastruktur prioritas melalui kemitraan publik-swasta di World Economic Forum. Pembangunan infrastruktur di ASEAN diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar US$3,1 triliun pada tahun 2030.

Sekretaris Jenderal AIC Evelina Pietruschka meyakini bahwa industri asuransi di ASEAN dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut. “ADB memperkirakan bahwa ASEAN memerlukan investasi tambahan hingga US$60 miliar setiap tahun untuk mengurangi kesenjangan investasi infrastruktur saat ini. Angka tersebut cukup besar bagi pemerintah untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur tersebut secara mandiri. AIC berada pada posisi strategis dalam membantu memenuhi kebutuhan investasi infrastruktur melalui kemitraan publik-swasta yang inovatif,” ungkap Evelina seperti dikutip dalam keterangannya, akhir pekan kemarin.

Evelina percaya bahwa AIC dapat menentukan masa depan negara dan wilayah kita melalui investasi pendanaan pada pengembangan infrastruktur prioritas yang berkontribusi terhadap realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal – SDG). “Dengan populasi lebih dari 630 juta serta meningkatnya urbanisasi dan kehidupan kelas menengah yang lebih sejahtera, pemerintah perlu bekerjasama dengan mitra bisnis untuk menuntaskan proyek-proyek infrastruktur utama di sektor transportasi, kesehatan, energi, makanan dan pendidikan,” jelasnya.

Dengan adanya kemajuan besar dalam beberapa dekade terakhir, Asian Development Bank (ADB) memperkirakan wilayah ini masih menjadi rumah bagi lebih dari 400 juta orang yang tidak memiliki atau memiliki akses listrik yang terbatas, 300 juta orang yang kekurangan air bersih yang layak, dan hampir satu miliar orang tanpa fasilitas sanitasi dasar. Secara global, perusahaan asuransi diperkirakan hanya memiliki 2% dari aset yang dikelola untuk investasi infrastruktur. Namun, dengan pertumbuhan premi asuransi di ASEAN pada tingkat rata-rata tahunan sebesar 13% antara tahun 2004-2014, lebih besar tiga kali dari rata-rata global, potensi untuk menyalurkan investasi ke proyek infrastruktur yang layak memberikan peluang yang begitu besar.

Sebuah studi oleh perusahaan konsultan global PricewaterhouseCoopers mengenai Understanding Infrastructure Opportunities di ASEAN yang menganalisa lanskap investasi infrastruktur ASEAN, menyimpulkan ada korelasi langsung dan positif antara investasi infrastruktur dan pertumbuhan PDB. Evelina Pietruschka mengatakan, loncatan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan merupakan prospek yang saling menguntungkan baik bagi perusahaan asuransi maupun negara anggota ASEAN.

"Kemitraan publik-swasta untuk mendanai pembangunan infrastruktur menawarkan pendekatan alternatif inovatif untuk mewujudkan manfaat substansial bagi perusahaan asuransi di ASEAN. Tidak hanya memberikan wawasan investasi infrastruktur jangka panjang, proyek-proyek ini juga membantu merangsang pertumbuhan positif bagi ekonomi nasional dan regional. Penggunaan mata uang lokal oleh para pelaku asuransi lokal untuk mendanai investasi ini juga sangat bermanfaat bagi fluktuasi mata uang dan tingkat hutang nasional, " kata Evelina.

Menurut Evelina, AIC sangat percaya bahwa membangun kemitraan publik-swasta yang saling menguntungkan untuk mendanai pembangunan infrastruktur dimulai dengan tujuan bersama untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Untuk menyoroti manfaat dari pendekatan pembiayaan blended finance ini, AIC berencana memfasilitasi pembicaraan antara negara anggota ASEAN dan perusahaan asuransi lokal untuk investasi penting sebagai katalis ke dalam proyek-proyek infrastruktur di seluruh ASEAN. 

AIC didirikan pada tahun 2003 berdasarkan kesepakatan bersama sepuluh anggota ASEAN yang disampaikan dalam Rapat Dewan di Hanoi, Vietnam. Tujuannya untuk mendukung pengembangan industri asuransi dan reasuransi di ASEAN, mempromosikan kerja sama regional dan memperjuangkan industri asuransi ASEAN. Saat ini, misi tersebut mendorong sebuah kerangka kerja dimana AIC berupaya melihat peluang bagi perusahaan asuransi untuk mendorong investasi yang memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan regional yang lebih luas, termasuk menyediakan opsi pendanaan campuran untuk proyek infrastruktur nasional.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…