Risiko Kredit Bank Diklaim Menurun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Risiko kredit industri perbankan menunjukkan penurunan meskipun tidak signifikan di awal 2018, terindikasi dari membaiknya risiko kredit dan rasio kredit bermasalah seusai restrukturisasi pinjaman oleh perbankan, kata Lembaga Penjamin Simpanan. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah usai rapat triwulanan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, mengatakan rasio risiko pinjaman menurun menjadi 9,6 persen di Januari 2018 dibanding kuartal III 2017 yang sebesar 11,9 persen. "Pada Januari 2018 kami mencatat 'credit at risk' perbankan membaik di 9,6 persen," kata Halim.

Angka tersebut memang masih relatif tinggi. Namun Halim meyakini risiko kredit akan terus menurun sepanjang tahun, karena bank melanjutkan restrukturisasi dan upaya perbaikan aset lainnya. Sejalan itu, debitur korporasi juga melanjutkan konsolidasi dan mulai bersiap ekspansi karena didukung pemulihan pertumbuhan ekonomi. Risiko kredit atau "credit at risk" merupakan indikator yang mencerminkan risiko dari kredit kolektabilitas II sampai V ditambah dengan kredit yang direstrukturisasi.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Perfoming Loan/NPL) juga menurun menjadi 2,59 persen (gross) di akhir 2017 dibanding 2016 yang sebesar 2,92 persen, kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. "Proses restrukturisasi dan hapus buku membuat kredit keluar dari pembukuan bank," tutur Wimboh. Ia memandang pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi pada 2018 dibanding perkiraan 2017, didukung meningkatnya kontribusi pembiayaan industri perbankan ke perekonomian.

Penyaluran kredit perbankan akan meningkat karena tekanan dari rasio kredit bermasalah berkurang dan konsumsi domestik akan membaik. OJK memperkirakan pertumbuhan kredit 2018 sebesar 12,2 persen sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB), dibanding realisasi 2017 yang diperkirakan pada kisaran delapan persen.

Dalam riset 22 Desember 2017 lalu, Kepala Riset Mirrae Sekuritas Indonesia Taye Shim memperkirakan, pertumbuhan kredit yang lamban dan suku bunga yang rendah berpotensi menekan pendapatan bank. Perbankan di tanah air menghadapi risiko minimnya minat investor meminjam dana ke bank. Namun, perolehan laba bersih bank tahun ini berpeluang membaik. Kata Taye, laba bersih bank masih mendapatkan angin segar dari komponen biaya provisi dalam penyaluran kredit tanpa agunan (KTA). Meski nilainya terus turun sejak 2016 lalu, kebijakan ini berhasil menyangga laba bersih perbankan.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Andy Ferdinand melihat, prospek sektor perbankan tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Program pemerintah di sektor infrastruktur, kredit usaha rakyat (KUR), dan kredit pemilikan rumah (KPR) bisa menjadi pendorong performa kredit perbankan di 2018. "Saya cenderung merekomendasikan saham bank BUMN yang masih akan tertolong program pemerintah," sebutnya. Menurut Andy, program pemerintah jadi katalis positif bagi emiten bank pelat merah. Sedang bank swasta, ia memandang, kondisinya akan lebih sulit karena tertekan permintaan kredit rendah.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…