Apa Makna US$5.424T bagi RI?

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

 

Tahun 2030 tinggal 12 tahun dari tahun 2018.Di beberapa media, Pricewaterhouse Coopers (PwC) meramalkan bahwa output ekonomi Indonesia akan menjadi terbesar nomor 5 di dunia, dengan total GDP sebesar US$5.424 triliun. Inilah angka ramalan(aram) yang dihitung oleh lembaga tersebut. Kita boleh percaya boleh tidak.

Bisa menjadi kenyataan, bisa juga meleset karena di dunia ini tidak ada yang pasti. Lepas dari itu, melihat angka ramalan tersebut pasti takjub. Apa iya, bagaimana menghitungnya. Soal yang satu ini pasti ada jawaban yang bisa dipertanggung jawabkan oleh sang pembuat ramalan. Kalau kita dulu belajar ilmu hitung, maka disitu dipakai ilmu ping (x), poro(:), lan(+), sudo(-). Nah metode ini pasti dipakai oleh PwC sampai bisa ketemu angka kekayaan Indonesia sebesar 5.424 triliun dolar AS. Para ahli ekonomi matemika dengan sangat mudah memperoleh angka tersebut. Disitu ada hipotesa, asumsi, data dan informasi, analisa dan sebagainya.

Jika ramalan itu menjadi kenyataan maka kita wajib bersyukur karena nikmat dan karunia Tuhan berpihak pada negeri ini. Namun demikian, jika kenyataan itu benar terjadi, maka itu bukan gratisan, dan bukan pula seperti mendapat durian runtuh. Diperoleh hanya dengan duduk manis atau tenguk-tenguk nunggu getuk(istilah dalam kosa kata Jawa).

Kalau angka sebesar itu, kita jadikan target yang harus dicapai dalam 12 tahun ke depan bagaimana cara mencapainya. Dus berarti kita memerlukan berbagai proses. Angka US$5,424 triliun sebagai output ekonomi tentu harus diolah melalui berbagai tahapan proses. Waktu yang tersedia hanya dalam satu dasawarsa lebih dua tahun dari sekarang. Berbagai proses yang terlibat antara lain proses politik, proses ekonomi, proses budaya, dan proses hukum, serta proses-proses lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Yang pasti tidak bisa dilakukan dengan pendekatan pragmatisme, dan trial and error. Butuh penanganan yang paripurna, terpimpin, dan terkelola dengan penuh tanggung jawab karena kita harus merespons sebuah perubahan besar dari negara berkembang menjadi negara maju baru. Hal-hal yang bersifat fundamental dan struktural harus dikerjakan dengan baik,yang tidak bisa dilakukan dengan pendekatan pragmatis seperti selama ini dilakukan di negeri ini.

Mari kita urai satu persatu selintas dari berbagai proses yang harus dilewati agar output ekonomi yang big size tersebut dapat kita raih. Dua proses akan kita lihat sekilas, yakni proses politik dan proses ekonomi.

Pertama, proses politik yang demokratis tidak boleh gagal. Hal-hal yang bersifat transnasional harus dihapuskan. Sistem politik demokratis yang korup akan lebih cepat mengantarkan negeri ini menjadi negara yang gagal mengurus rumah tangganya sendiri.

Kedua, proses ekonomi dengan sendirinya akan berjalan baik, bila proses politiknya baik. Bicara proses ekonomi berarti kita bicara soal PDB, dan unsur-unsur pembentuknya. Di sini ada unsur belanja konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, serta ekspor dan impor.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…