Banten Desember Alami Inflasi 0,70 Persen

Banten Desember Alami Inflasi 0,70 Persen

NERACA

Serang - Provinsi Banten pada Desember 2017 mengalami inflasi 0,70 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercermin dari kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 137,51 menjadi 138,47.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Rabu (3/1), mengatakan kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten berturut-turut sebagai berikut: kelompok bahan makanan sebesar 0,3988 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,2044 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,1249 persen; kelompok kesehatan 0,0048 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0011 persen; sandang sebesar -0,0074 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,0266 persen.

Berdasarkan pemantauan BPS terhadap 417 jenis barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2012 di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan Desember 2017 ini sebanyak 216 komoditas mengalami perubahan harga. 141 komoditas diantaranya mengalami kenaikan harga dan sisanya 75 komoditas mengalami penurunan harga.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi selama bulan Desember 2017 antara lain jengkol, tarif angkutan udara, tomat buah, cabe rawit, cabe merah dan telur ayam ras. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah lada/merica, buncis, vitamin, ikan selar/tude dan ketimun.

Dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 104 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 61 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain telur ayam ras sebesar 0,1095 persen, cabe merah 0,1004 persen, daging ayam ras 0,0661 persen, kelapa 0,0330 persen, beras 0,0258 persen dan jengkol sebesar 0,0136 persen.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: ikan bandeng/bolu sebesar 0,0116 persen, pepaya 0,0077 persen, bayam 0,0074 persen, lada/merica sebesar 0,0067 persen, dan ketimun sebesar 0,0047 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kata Soebeno, memberikan andil deflasi sebesar 0,0266 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang andil deflasi pada kelompok ini adalah komoditas bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 0,0290 persen dan batu bata sebesar 0,0051 persen. Sementara komoditas yang memberi andil inflasi diantaranya adalah kompor sebesar 0,0053 persen, pembersih lantai sebesar 0,0032 persen dan jasa pembuangan sampah sebesar 0,0025 persen.

Komoditas yang memberikan andil deflasi pada kelompok sandang adalah emas perhiasan sebesar 0,0068 persen, pampers sebesar 0,0015 persen dan pembalut wanita sebesar 0,0008 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil inflasi diantaranya handuk sebesar 0,0005 persen, dan baju kaos/T-Shirt sebesar 0,0003 persen.

Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, kata Soebeno, 20 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah tarif jasa dokter umum sebesar 0,0027 persen, shampo sebesar 0,0023 persen, obat gosok sebesar 0,0014 persen dan ongkos bidan sebesar 0,0010 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu vitamin sebesar 0,0031 persen, dan pasta gigi dengan andil deflasi 0,0014 persen.

“Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,0011 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada bulan ini adalah tarif tiket masuk kolam renang dengan andil 0,0006 persen dan biaya fotocopy memberikan andil sebesar 0,0003 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah pakaian olah raga pria yaitu sebesar 0,0003 persen,” kata dia.

“Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah tarip angkutan udara dengan andil yang naik dan memberikan andil sebesar 0,1069 persen, disusul kemudian oleh angkutan antar kota sebesar 0,0760 persen dan tarif pemeliharaan/ service dengan andil 0,0183 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi, diantaranya adalah telepon seluler dengan andil deflasi sebesar 0,0206 persen,” tambah Soebeno. Ant

 

BERITA TERKAIT

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…