Meski Harga Naik, Pemerintah Pastikan Stok Beras Aman

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Harga rata-rata beras dan maupun beras ketan mengalami lonjakan yang signifikan memasuki tutup tahun 2017. Salah satu pedagang beras di Pasar Lenteng Agung, Jakarta, John, membeberkan, harga beras yang ia jual dari harga Rp9.500 sampai Rp12.500. Harga ini mengalami kenaikan Rp2.000. "Beras yang saya jual untuk yang kualitas rendah Rp9.500, medium Rp10.500, dan yang paling mahal Rp12.500. Harga saat ini Rp 2.000 per liter dibanding kondisi normal," ungkapnya di Jakarta, Kamis (28/12).

Namun begitu, Kementerian Pertanian memastikan bahwa stok beras secara nasional tersedia aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan mendatang, mengingat saat ini masih ada panen tanaman padi di berbagai daerah di Tanah Air. "Bukti bahwa saat ini masih ada panen, khususnya di Jateng bisa disaksikan, Kamis (28/12) di Desa Kedungsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jateng," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono Kamino.

Sebelumnya, lanjut dia, dirinya juga mengunjungi Kabupaten Brebes, Jateng dan masih ada panen tanaman padi, seperti halnya di Kabupaten Pati. Kabupaten lain yang hendak dikunjungi, yakni Kabupaten Rembang dan Jepara juga masih ada panen tanaman padi untuk bulan Desember 2017. Ia mengatakan, kunjungan ke Pati dan Rembang hari ini (28/12) dalam rangka meyakinkan kepada publik bahwa pada bulan Desember 2017 masih ada panen tanaman padi.

Dengan demikian, lanjut dia, kekhawatiran masyarakat terkait ketersediaan beras tidak perlu diperpanjang hingga sampai muncul keinginan untuk melakukan impor beras. "Masih adanya panen tanaman padi di Jateng, khususnya di Pati dan Rembang ini menjadi bukti bahwa publik tidak perlu terlalu khawatir dengan kekurangan beras," ujarnya. Dengan serapan beras oleh Perum Bulog hingga 2,1 juta ton ditambah stok di gudang milik Perum Bulog, kata dia, ketahanan pangan saat ini bisa sampi bulan April/Mei 2018.

Untuk saat ini, lanjut dia, Perum Bulog memang tidak memungkinkan melakukan penyerapan, karena harga jual gabah maupun beras di pasaran cukup tinggi dan melampaui harga eceran tertinggi (HET). "Kondisi harga yang di atas HET, dilepaskan saja agar petani menikmati harga jual gabah atau beras di pasaran tinggi," ujarnya. Selebihnya, lanjut dia, ketika harga di bawah HET, maka Perum Bulog wajib mengamankan harga jual di pasaran dengan melakukan penyerapan beras atau gabah petani.

Terkait target penyerapan beras secara nasional, dia optimistis, bisa tercapai. Apalagi, lanjut dia, dari target 1 juta ha tanam yang diberlakukan sejak bulan Agustus saat ini sudah bisa terealisasi, bahkan bisa melampaui target 1 juta hektare tanam. Ia mengungkapkan, bahwa kesuksesan menjaga produksi tersebut tidak terlepas dari instruksi Presiden Joko Widodo, agar jajaran Kementerian/lembaga terus bekerja.

Selanjutnya, kata dia, ditindaklanjuti Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan terobosan luas tambah tanam (LTT) minimal satu juta hektare per periodenya. "Luas tanam tanaman padi tersebut yang akan dipanen pada musim hujan," ujarnya. Sementara untuk tingkat produksi beras hingga akhir Desember 2017, kata dia, diprediksi mencapai 79 juta ton. Ia mengingatkan, kembali agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan beras karena hingga sekarang masih ada panen.

"Atasan juga menginstruksikan kami untuk bersama-sama mengawal upaya mencapai swasembada pangan melalui upaya khusus (Upsus) tiga komoditas utama padi jagung kedelai (pajale)," ujarnya. Hadir dalam panen tanaman padi jenis inpari 32 tersebut, selain dihadiri Dirjen Hortikultura Kementan RI juga hadir Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati Muchtar Efendi serta Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Arm Arief Darmawan.

Salah seorang petani asal Desa Kedungsari Sukaryono mengakui, harga jual gabah yang baru dipanen dari sawah bisa mencapai Rp5.700 per kilogramnya. Harga jual tersebut, kata dia, tergolong bagus bagi petani, karena cukup tinggi dibandingkan sebelumnya hanya berkisar Rp5.500/kg. Hasil panen dari lahan seluas 2,5 hektare tersebut, dia memperkirakan, bisa menghasilkan gabah sebanyak 22,5 ton

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…