Masyarakat Harus Cermat Melihat Informasi Tentang Vaksin

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan selama ini terus menyuarakan pentingnya vaksin. Hal ini dilakukan baik melalui program vaksinasi maupun publikasi media. Informasi terkait vaksin pun mengalir di berbagai platform media sosial. Meski bermaksud memberikan maupun menanggapi informasi, tapi terkadang hal ini justru membuat sebagian orang bingung.

Hindra Irawan Satari, dokter spesialis anak sekaligus Konsultan Infeksi Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM mengingatkan masyarakat untuk cermat dalam melihat informasi yang beredar terkait vaksin. Kendati informasi yang beredar di media sosial berasal dari 'cuitan' dokter sekalipun, ia berkata bahwa publik harus tahu latar belakang dokter tersebut.

"Vaksinologi itu ilmu yang luas. Spesialis anak saja learning by doing, sering berhadapan dengan vaksin dan baca tiap hari. Disiplin lain bicara soal vaksin, bisa beda," katanya dalam diskusi media bersama Forum Ngobras di Nutrifood Inspiring Center (NIC), Jakarta Pusat, Selasa (19/12).

Latar belakang yang harus diperhatikan tak hanya soal disiplin ilmu yang digeluti, tapi juga jam terbang praktik. Dokter yang akrab disapa Hinky ini mengatakan, dokter yang tak pernah praktik tentu jarang berhadapan langsung dengan kasus di lapangan.

Dia mengungkapkan bahwa mungkin sebagian besar masyarakat meyakini bahwa mereka bisa tetap sehat tanpa vaksin. Terkait hal ini, dia pun menjelaskan bahwa kondisi sehat dan sakit seseorang punya berbagai kondisi dan faktor.

Dia juga mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan juga karena cakupan imunisasi yang luas. Semisal cakupan imunisasi 95 persen, maka 5 persen yang tidak imunisasi terlindungi oleh mereka yang imunisasi dan tidak tertular penyakit. Kondisi seperti ini dikenal sebagai herd immunity."Ada yang bilang ASI saja cukup. Jelas tidak cukup. Setelah 6 bulan bayi perlu makanan tambahan," katanya.

Sementara itu, untuk mencegah berbagai masalah kesehatan seperti campak, rubella, dan difteri, vaksinasi dianggap sebagai cara tepat untuk mencegahnya.Hanya saja dalam perkembangannya, ada dua kubu yang berseberangan soal hal ini, kubu pro vaksin dan antivaksin.

Perang antara pendukung gerakan vaksin dan antivaksin rupanya selalu mengiringi program pemerintah satu ini. Isu negatif negatif seputar vaksin mencuat sejak dicanangkannya program vaksinasi MR atau vaksinasi campak rubella. Saat difteri ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan butuh vaksin pun hal ini masih saja terjadi.

Menurut Sri Rezeki Hadinegoro, profesor dan guru besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, kontroversi soal vaksin tak hanya terjadi di Indonesia saja tapi juga di seluruh dunia."Tak hanya awam yang antivaksin, kalangan medis juga ada. Dokter bahayanya dia ngerti, tapi bisa memutar balik informasi," katanya.

Sri bercerita, dirinya empat tahun lalu pernah diundang dalam sebuah forum diskusi berisi sekelompok ibu-ibu. Ia kaget karena semua yang berada di situ menolak vaksin.

BERITA TERKAIT

Olahraga 'Kekinian' Sedari Muda Jadi Investasi Kesehatan

Ada pepatah kata bilang jaga waktu muda mu sebelum datang waktu tua dan juga jaga waktu sehat sebelum datang waktu…

Imunisasi Bisa Cegah Keparahan Saat Terpapar Infeksi

Imunisasi pada anak masih dianggap remeh bagi sebagian ibu dan bahkan dinilai tidak perlu, padahal hal ini penting untuk meningkatkan…

Membasmi Jentik untuk Singkirkan Penyakit

  Membasmi Jentik untuk Singkirkan Penyakit Berbekal senter kecil di tangan, mereka menyusuri gang sempit. Sesekali berhenti di depan pintu…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Olahraga 'Kekinian' Sedari Muda Jadi Investasi Kesehatan

Ada pepatah kata bilang jaga waktu muda mu sebelum datang waktu tua dan juga jaga waktu sehat sebelum datang waktu…

Imunisasi Bisa Cegah Keparahan Saat Terpapar Infeksi

Imunisasi pada anak masih dianggap remeh bagi sebagian ibu dan bahkan dinilai tidak perlu, padahal hal ini penting untuk meningkatkan…

Membasmi Jentik untuk Singkirkan Penyakit

  Membasmi Jentik untuk Singkirkan Penyakit Berbekal senter kecil di tangan, mereka menyusuri gang sempit. Sesekali berhenti di depan pintu…