Ketika Investasi Tidak Cuma Berburu Cuan - Masyarakat Kecil Juga Ikut Andil Danai Infrastruktur

NERACA

Wahyu (35) begitu bangga menyampaikan ceritanya kepada sesama rekan seprofesinya sebagai guru sekolah Dasar di Tangerang Selatan, tentang dirinya sebagai pemegang saham perusahaan operator jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). “Biar begini-begini saya ini pemegang saham Jasa Marga, mempunyai hak sama dengan investor besar lainnya untuk mendapatkan akses informasi dan juga hasil keuntungan dari pendapatan Jasa Marga,”ujarnya.

Tentunya, apa yang dimaksud Wahyu pemegang saham Jasa Marga adalah lewat investasi saham di pasar modal dengan mengkoleksi saham Jasa Marga. Meskipun tidak dalam jumlah besar, dirinya mengaku cukup menikmati keuntungan dari miliki saham Jasa Marga.“Ya tiap tahun, saya selalu mendapatkan dividen hasil kinerja keuntungan perusahaan,”ceritanya. Alhasil, berkat kesabarannya berivestasi saham sejak dua tahun silam, kini Wahyu sudah memiliki rumah impian di Serpong.

Cerita kesuksesan Wahyu berinvestasi saham, awalnya tidak begitu saja mudah menempatkan dananya di pasar modal. Apalagi, dirinya sempat dihantui kekhawatiran dananya bakal raib seperti korban investasi bodong. Berkat rajinnya Wahyu hadir mengikuti seminar Investor Summit yang digelar perusahaan sekuritas dan juga Bursa Efek Indonesia, rupanya memberikan pencerahan bagi dirinya dan mulai memberanikan sebagian hasil tabungannya untuk berinvestasi saham. “Berkat penjelasan yang lugas dari marketing perusahaan sekuritas, kini saya ketagihan berinvestasi di pasar modal baik saham dan produk lainnya,”ungkapnya.

Aktifnya Wahyu menjadi investor ritel di pasar modal, rupanya mendorong ketertarikan teman sejawatnya untuk berinvestasi di pasar modal. Apalagi cara Wahyu berinvestasi di pasar modal bukan sekedar jangka pendek, tetapi jangka panjang. Dimana hasil dari penghasilan gaji bulannya disisihkan untuk nabung saham dengan membeli saham-saham bluechip lainnya dengan tawaran dari brokernya. Apa yang digambarkan Wahyu menjadi inspirasi bagi masyarakat kecil lainnya bahwa berinvestasi saham atau nabung saham menjadi alternatif investasi meraup cuan, disamping deposito. Terlebih return atau pengembalian hasil investasi di pasar modal cukup menjanjikan dibanding deposito. Saat ini investasi di pasar modal bukan lagi hanya milik orang berduit dan bisa diakses menyarakat perkotaan serta harus jago keuangan, tetapi masyarakat desa juga bisa berinvestasi saham dengan nilai Rp 100 ribu.

Tengok saja, di sebuah desa bernama Argo Mulyo, kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, masyarakatnya mulai belajar investasi di pasar modal. Mereka bosan dengan berita investasi bodong yang akhirnya hanya membuat mereka tertipu. Hal inipun diakui langsung Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Nicky Hogan, dimana minat masyarakat disana terhadap investasi di pasar modal cukup tinggi.

Ditemuinya seorang operator ekskavator di sebuah perusahaan kebun sawit. Katanya, orang itu sudah memulai menjadi investor dan membeli saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk alias Telkom. Memilih saham berkode TLKM itu alasannya sederhana; telekomunikasi dibutuhkan dan digunakan banyak orang. Berbekal analisa sederhana itu lah dia membeli saham tersebut. Lalu saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Alasannya juga sederhana dan hampir sama. Produk kesehatan dan obat yang dihasilkan KLBF dibutuhkan banyak orang. ”Jadi, sesimpel itu memang sebenarnya ketika kita memilih saham,”kata Nicky.

Cerita kesuksesan lainnya datang dari seorang pengemudi Uber mobil bernama Aab Abdullah (49) dulunya adalah sopir taksi Blue Bird. Pria beranak satu tersebut bukanlah lulusan sarjana atau ahli trader saham. Awalnya, dia sopir taksi biasa dan tidak mengenal dunia pasar modal sama sekali. Singkat cerita berkat ngobrol dari penumpang soal saham biasa dirinya mangkal di gedung BEI akhirnya mendapatkan pengetahuan banyak.

Sebagai nasabah Bank Syariah Mandiri, dia lalu menuju stand Mandiri Sekuritas. Aab hanya mengenal merek 'Bank Mandiri' sebagai pertimbangan dia mendekat ke gerai Mandiri Sekuritas.  Pertanyaan-pertanyaan Aab soal saham dan investasi di pasar modal dijawab oleh petugas Mandiri Sekuritas. Meski dirinya tidak memahami, Aab hanya mengangguk-angguk saja. Hingga akhirnya dia bertanya cara dan langkah berinvestasi saham.

Saat petugas Mandiri Sekuritas menanyakan telepon selular yang dimiliki oleh Aab untuk memantau pergerakan saham, dia menunjukkan handphone polyphonic yang hanya bisa SMS dan telepon. Aab disarankan untuk membeli smartphone bila ingin memantau pergerakan harga saham dalam investasi.

Tiga bulan berselang, Aab telah memiliki smartphone murah. Dia menelepon petugas dari Mandiri Sekuritas untuk mendaftar sebagai nasabah. Dia juga telah menyiapkan dana Rp3 juta sebagai modal pembukaan rekening nasabah. Sebulan kemudian, rekening nasabah Aab di Mandiri Sekuritas rampung dibuat. Dia mendapatkan penjelasan dan pesan dari petugas, "Kalau hijau itu jual, merah tahan."

Dari modal Rp3 juta dan terus top up, Aab akhirnya telah mengantongi keuntungan yang lumayan. Kini, Aab memiliki portofolio di Mandiri Sekuritas sebesar Rp180 juta. Portofolio itu dimiliki setelah 1,5 tahun menjadi investor ritel dan telah ditarik Rp40 juta untuk DP mobil."Saya hitung-hitung sebulan bisa dapat untung Rp1 juta, kalau tiga bulan malah pernah sampai Rp20 juta. Saya tidak pernah menarik semua portofolio saham, separuh saja untuk dipindahkan ke saham lain, mesti sabar," tuturnya.

Baginya, investasi di pasar modal itu tidak perlu takut. Investasi saham dinilai memberikan kesejahteraan di masa depan, investor individu seperti dirinya pasti akan mendapatkan berkahnya bila terus belajar berinvestasi. Menurut Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silvano Rumantir, pengembangan investor domestik dari sisi ritel menjadi kunci penting untuk kemajuan pasar modal Indonesia. Oleh karena itu lewat gerakan Yuk Nabung Saham dan Desa Nabung Saham yang di gagas BEI, diharapkan bisa menumbuhkan minat bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.”Para pemenang diharapkan dapat menjadi figur positif bagi lingkungan sekitarnya dan membuktikan bahwa investasi di pasar modal dapat dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat dengan latar belakang yang sangat beragam," kata dia.

 

Alternatif Pembiayaan

Terlebih eksistensi pasar modal saat ini tidak bisa dianggap remeh peranannya dalam perekomian Indonesia, khususnya sebagai alternatif pembiayaan infrastruktur. Asal tahu saja, peran pasar modal sebagai sumber pendanaan perusahaan yang berimplikasi bagi perekonomian negara bukan hanya sekedar alternatif tetapi sudah mampu menjadi sumber pendanaan utama. Dana yang ditawarkan di pasar modal melalui beberapa aksi korporasi perusahaan seperti pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO), pencatatan saham baru (rights issue) maupun penerbitan obligasi setiap tahunnya dinilai jauh lebih efisien ketimbang pendanaan yang didapatkan perusahaan dari pinjaman perbankan. Khususnya ketika tren inflasi sedang mengalami peningkatan yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman perbankan. 

Begitu juga pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi juga memerlukan pembiayaan di pasar modal lewat penerbitan obligasi atau surat utang. Kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, pembiayaan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari pasar modal harus terus digali dan dioptimalkan. Pasalnya, biaya pembangunan program strategis 2015-2019 yang ditaksir sebesar Rp 4.197 triliun tidak bisa mengandalkan pinjaman perbankan.”Perbankan tidak akan kuat membiayai pembangunan infrastruktur. Jadi kami akan alihkan pembiayaan infrastruktur dari pasar modal saja,"ujarnya.

Pada tahun ini penghimpunan dana di pasar modal sudah mencapai Rp220 triliun, sementara pada 2018 ditargetkan penghimpunan dana mencapai Rp673,94 triliun yang terdiri dari SBN Rp414,5 triliun dan IPO, right issue, RDPT, DIRE, sukuk/obligasi korporasi Rp259,44 triliun.

Hal inipun disambut baik Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, likuiditas yang cukup besar di pasar modal bisa dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan pembiayaan infrastruktur di dalam negeri. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dapat mengandalkan dana pasar modal seiring dengan terus bertambahnya emiten di pasar modal dan berkembang pesatnya produk investasi. Maka sekuritisasi aset yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, dinilai langkah yang tepat mensiasati keterbatasan sumber pembiayaan.

Tito menegaskan, sekuritisasi aset BUMN yang dijalankan pemerintah merupakan langkah yang tepat dalam mendapatkan dana tambahan pembiayaan. Pasalnya, sekuritisasi aset yang dijalankan akan bisa meraih dana lebih besar bila dibandingkan instrumen lainnya.”Kalau mau cepat dari sekuritisasi aset. Pak Jokowi benar, kalau tol, ‎infrastruktur, dan powerplant bisa disekuritisasi, bisa besar dan mudah karena sudah ada revenue,"tuturnya.

Pada saat ini, sudah ada dua perusahaan pelat merah yang melakukan sekuritisasi aset di periode Mei atau Juni 2017, terdiri dari PT PLN (Persero) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Adapun Jasa Marga melakukan sekuritisasi aset atas tol Jagorawi. Dirinya juga menyampaikan optimisme bila sekuritisasi aset BUMN bakal memberikan efek yang besar dalam membangun proyek infrastruktur yang cepat. Namun demikian, dia tidak bisa memproyeksi besaran dana yang akan didapat. Bagi analis pasar modal Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, guna mendukung pembiayaan infrastruktur diharapkan produk-produk yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dapat lebih berkembang dan dengan begitu ekonomi nasional tumbuh lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…