60 Tahun Bilateral RI - Jepang

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi  

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

 

Bilateral RI – Jepang telah terbangun selama 60 tahun yaitu tepatnya besok 20 Januari 2018 dan karenanya harmoni bilateral RI – Jepang menarik dikaji, tidak saja dari aspek investasi, tapi juga bidang sosial - ekonomi - politik. Kilas balik sejarah keduanya tidak bisa terlepas dari era kolonial dan pada 20 Januari 1958 hubungan bilateral RI – Jepang terbentuk setelah penandatanganan perjanjian perdamaian. Oleh karena itu, 60 tahun bilateral dan harmoni hubungan diplomatik RI – Jepang terkait dengan banyak aspek dan karenanya beralasan jika pesan kunci dari harmoni 60 tahun ini dijabarkan dalam konsep “Kerja Bersama, Maju Bersama”.

Konseptual bahwa Jepang adalah ‘saudara tua’ di era kolonial memang harus dibuang, meski kini zamannya telah berubah dan made in Japan masih dominasi di pasar dalam  negeri, tidak hanya di sektor otomotif, tapi juga elektronik dan sejumlah komoditas lain. Hal ini menegaskan bahwa daya saing produk made in Jepang sangat luar biasa. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak menirunya. Artinya, realisasi investasi asing dari Jepang perlu juga dilakukan dengan alih teknologi dengan melibatkan pekerja domestik yang sekaligus memberikan edukasi secara berkelanjutan.

Harmoni bilateral dan hubungan diplomatik RI – Jepang nampaknya akan terus berlanjut setelah Presiden Jokowi dan PM Jepang Shinzo Abe bertemu di Hotel Diamond, Manila, Filipina pada 12 November 2017 lalu dengan kesepakatan untuk mengembangkan lebih lanjut di sejumlah bidang, termasuk misal Indonesia berharap ada perkembangan yang signifikan di bidang infrastruktur. Harapan ini juga didukung oleh perbaikan indeks ease of doing business dari peringkat 114 pada tahun 2015 menjadi 72 di tahun 2017. Selain itu, predikat investment grade dari tiga lembaga perating internasional juga memberikan kepercayaan terhadap daya tarik investasi. Artinya, daya tarik investasi Indonesia bisa menjadi peluang untuk memperkuat harmoni bilateral RI – Jepang.

Data BKPM menegaskan jumlah PMA kuartal III-2017 naik 12% yaitu Rp.111,7 triliun dibanding periode yang sama tahun 2016 sehingga kumulatif Januari – September untuk PMA mencapai 62,1% yaitu total Rp.513,2 triliun dari target investasi di 2017 Rp.678,8 triliun. Dari jumlah tersebut mampu untuk menyerap tenaga kerja 176.786 orang. Sebaran negara asal yaitu terbesar dari Singapura US$2,5 miliar (30,1%), Jepang US$1,1 miliar (13,3%), China US$0,8 miliar (9,6%), AS US$0,6 miliar (7,2%), dan Korsel US$0,4 miliar. Hal ini memberi gambaran bahwa realisasi investasi dari Jepang relatif besar sehingga memberikan efek positif bagi geliat ekonomi dan membangun harmoni bilateral dan hubungan diplomatik.

Daya tarik investasi bagi Jepang juga didukung oleh respon dari Japan International Cooperation Agency (JICA), terutama untuk 3 fokus bidang yaitu industri otomotif, elektronika dan industri pengolahan makanan. Potensi dari ketiga bidang ini secara tidak langsung memberikan gambaran terkait daya saing jika dibandingkan dengan Thailand, Malaysia dan Korsel. Artinya, ketertarikan Jepang terhadap 3 bidang tersebut memberi gambaran tentang potensi besar dari peluang untuk memacu neraca perdagangan. Selain itu, RI – Jepang juga sepakat meningkatkan kerjasama di bidang maritim dengan negara-negara Indian Ocean Rim Association – IORA pada periode 2015 – 2017.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…