Diputuskan Pailit oleh PN Jakarta Pusat - BEI Suspensi Saham Dwi Aneka Jaya Kemasindo

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) pada perdagangan Kamis (23/11) hingga pengumuman lebih lanjut. BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, suspensi dilakukan menyusul adanya pemberitaan putusan pailit perseroan oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 22 November 2017.

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI, Goklas Tambunan mengatakan, penghentian sementara perdagangan saham ini terhitung sejak sesi pertama perdagangan efek Kamis di seluruh pasar.”Bursa juga meminta kepada pihak yang berkepentigan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh DAJK,"ujarnya.

Putusan pailit ini merupakan buah dari gugatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menilai bahwa hal itu merupakan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan pengembalian utangnya. Mandiri sendiri memiliki tagihan senilai Rp428,27 miliar yang dijaminkan dengan aset berupa tanah dan juga bangunan. Selain kepada Bank Mandiri, perusahaan produsen kemasan ini juga memiliki utang senilai US$ 20,9 juta kepada Standard Chartered Bank cabang Singapura dan US$ 7,12 juta ke Standard Chartered Bank Indonesia.

Tersendatnya pembayaran utang perusahaan merupakan imbas dari terbakarnya pabrik III perusahaan yang akhirnya membuat produksi dan penjualan DAJK mandek. Di kuartal tiga tahun ini, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 93%. Meski pendapatan merosot, DAJK bisa menekan kerugian hingga akhir September lalu. Disebutkan, penjualan DAJK di triwulan ketiga tahun ini anjlok 93,82% year-on-year (yoy) menjadi Rp 15,21 miliar. Sebagai perbandingan, perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 246,11 miliar di kuartal III-2016.

Merosotnya penjualan perusahaan di sembilan bulan pertama tahun 2017 ini disebabkan oleh penurunan drastis penjualan dari bisnis percetakan offset serta tidak adanya penjualan dari bisnis karton gelombang. Hal ini menekan jumlah penjualan yang diperoleh perusahaan di periode ini. Meski begitu, beban pokok penjualan perusahaan di periode ini juga menurun 86,66% yoy menjadi Rp 43,67 miliar. Jumlah beban paling besar datang dari beban pabrikasi sebesar Rp 28,15 miliar atau setara dengan 64,45% dari total beban pokok penjualan.

Selain beban pokok penjualan, beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban keuangan, serta beban lain-lain perusahaan juga mengalami penurunan. Penurunan beban paling besar datang dari beban keuangan yang menurun 92,73% yoy menjadi Rp 5,25 miliar dari sebelumnya Rp 72,23 miliar. Hal ini mampu membuat perusahaan menekan rugi yang harus ditanggungnya di periode ini. Rugi bersih yang harus ditanggung DAJK di kuartal III-2017 ini menurun 79,89% menjadi Rp 59,59 miliar dari sebelumnya Rp 296,28 miliar.

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…