Neraca. Pada tahun lalu, lebih dari 10 milyar aplikasi diunduh oleh pengguna smartphone atau tablet berbasis Android di dunia. Hal ini menunjukkan tren penggunaan aplikasi sangat tinggi dan merupakan peluang besar bagi pengembang aplikasi lokal, karena diperkirakan saat ini tidak lebih dari 300 aplikasi lokal yang baru dibuat. Sementara total aplikasi yang ada di pasar android yaitu sebanyak 400.000 aplikasi.

Untuk lebih memenuhi gaya hidup dan memberikan banyak manfaat bagi konsumen, Samsung sangat agresif dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi lokal yang bervariatif.

Baru-baru ini Samsung Mobile Indonesia merilis sebuah aplikasi terbaru untuk ponsel-ponsel mereka yang bernama Meet My Dragonfly, yang merupakan permainan animasi capung berdisain menarik yang menggunakan traditional clothes, seperti batik sehingga dapat mempopulerkan seni kerajinan dari Indonesia. Aplikasi ini bisa digunakan untuk semua tipe Galaxy.

Aplikasi berbasis augmented reality ini menghadirkan capung-capung dengan beragam karakter dan warna unik yang dapat ditangkap, dikoleksi, untuk kemudian ditukarkan dengan berbagai kejutan menarik.

Cara mengoperasikan games ini, dengan menggunakan smartphone Samsung yang digunakan sebagai alat penjaring, dengan mengarahkan layar ke penjuru ruangan untuk mencari beragam jenis capung yang terlihat seakan beterbangan. Pengguna juga bisa saling mengirim koleksi Dragonfly yang telah terkumpulkan.

Samsung yakin permainan ini akan mampu menarik minat konsumen di dunia pada umumnya, dan di Indonesia pada khususnya.

Hal ini menunjukkan inovasi perusahaan raksasa asal Korea Selatan itu bahwa perangkat mobile tidak hanya sekedar bisa digunakan untuk telepon, chatting, dan browsing saja. Meet My Dragonfly sendiri bisa diakses dari berbagai gadget keluaran Samsung Mobile Indonesia, mulai dari smartphone sampai dengan tablet.
Aplikasi ini diluncurkan secara serentak di Jakarta, Bandung, dan Surabaya pada Minggu tanggal 29 Januari lalu.