Bantu Ekonomi Yang Tidak Mampu - Pertamina Bagi-Bagi Tas Siswa SLB di Papua

Memberikan akses pendidikan yang sama terhadap siswa pada umumnya, menjadi hal penting bagi dalam memberdayakan dan mewujudkan kemandirian para siswa sekolah luar biasa. Namun ironisnya, belum banyak masyarakat ataupun pelaku usaha peduli terhadap kehadiran siswa sekolah luar biasa (SLB) yang tentunya perlu perlakuan yang khusus dibandingkan siswa normal pada umumnya. Berangkat dari kepedulian terhadap siswa SLB, manajemen PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua menyalurkan bantuan tas untuk murid SLB Kotaraja, Kota Jayapura, Provinsi Papua, sebagai bagian dari implementasi program "1.000 tas untuk Papua".
Manajer Corporate Social Responsibility (CSR) and Small Medium Entrepreneur and Partnership Program (SMEPP) Pertamina MOR VIII, Syarifuddin mengungkapkan, program bina lingkungan Pertamina bernama "Pertamina Setapak" yang kini menjadi "1.000 tas untuk Papua merupakan bentuk kepedulian perseroan terhadap dunia pendidikan, termasuk siswa SLB.”Program ini diprioritaskan kepada sekolah yang tidak mampu, dan perekonomian orang tua siswanya dianggap kurang mencukupi,”ujarnya.

Dirinya berharap, program 1000 tas untuk Papua yang merupakan bagiam tanggung jawab sosial perusahaan bisa menyentuh orang-orang yang ada di lapisan bawah, bukan sekolah unggulan. Sehingga di samping perwujudan kepedulian kepada dunia pendidikan, Pertamina juga bisa menyentuh orang-orang yang memang layak memperoleh bantuan.

Program tersebut, kata dia, akan banyak tersalurkan di luar Jayapura, namun kali ini disalurkan untuk sekolah yang ada di dalam Kota Jayapura.”Sebanyak 1.000 tas untuk Papua diupayakan disebar di daerah terluar atau terpencil, namun pada kesempatan ini kita melihat ada satu sekolah yang perlu kita perhatikan di Kota Jayapura," jelasnya.

Sementara Wakil Kepala Sekolah SLB Kotaraja, Raaden Siswantoro mengucapkan terima kasih atas perhatian dari Pertamina yang menurutnya sudah secara rutin selalu memberi bantuan ke sekolah tersebut. Dengan 155 orang siswa dari tingkat TK sampai SMA, dan 24 guru pengajar, pihaknya merasa terbantu dengan bantuan tersebut dan berharap ke depan ada pihak yang mau membantu fasilitas olahraga bagi siswanya.

Asal tahu saja, survei sosial ekonomi nasional Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menunjukkan, dari 4,6 juta anak yang tidak sekolah, satu juta di antaranya adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Selama ini, penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus atau anak dengan disabilitas lebih banyak dilakukan di satuan pendidikan khusus atau sekolah luar biasa. Padahal, tidak semua daerah di Indonesia memiliki SLB. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan, dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia, 62 di antaranya tidak memiliki SLB. Jumlah 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di Indonesia pun baru 10 persen yang bersekolah di SLB.

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…