Infrastruktur Harus Tahan Bencana

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan infrastruktur dan bangunan di Indonesia harus siap dan tahan menghadapi bencana alam sebagai bentuk mitigasi. Dalam acara FIDIC International Infrastructure Conference 2017, Menteri Basuki menegaskan ketahanan infrastruktur (resilient infrastructure) menjadi salah satu aspek yang tercantum dalam pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG).

"Kita merupakan daerah bencana, sekarang juga ada climate change, jadi kita harus menyiapkan infrastruktur yang siap untuk mengadopsi kondisi bencana itu," kata Menteri Basuki usai membuka FIDIC International Infrastructure Conference 2017 di JCC Senayan, Jakarta, Senin (2/10). Ada pun pada Konferensi Infrastruktur Internasional FIDIC pada 2017 ini, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah. Ketahanan infrastruktur diangkat sebagai tema acara ini dan dinilai sesuai mengingat Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak besar atas bencana alam serta perubahan cuaca.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden FIDIC (the International Federation of Consulting Engineers) Jae-Wan Lee menjelaskan banyak negara melaksanakan pembangunan infrastruktur, namun kurang memberikan hasil yang maksimal karena lemahnya pemahaman mengenai aspek ketahanan infrastruktur.

Oleh karena itu, konsultan pembangunan harus memastikan standar desain dan konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan perawatan benar-benar kuat dan teruji dalam menghadapi situasi kritis, seperti bencana alam. "Kita perlu menyiapkan pencegahan, mitigasi, semua proses dari awal, sebelum dan sesudah. Jadi, infrastruktur yang tangguh harus dipertimbangkan," kata Jae-Wan Lee.

FIDIC International Infrastructure Conference 2107 yang dibuka oleh Menteri PUPR Basuki Hadimulyono dan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro ini, akan diikuti sekitar 600 peserta yang terdiri dari para pengambil keputusan, profesional, ahli, dan akademisi dari lebih dari 70 negara untuk mendiskusikan berbagai aspek dan perkembangan mutakhir terkaitketahanan infrastruktur.

Beberapa topik yang akan dibahas di antaranya adalah pengalaman penanganan infrastruktur akibat gempa di Jepang, peningkatan batas ketinggian laut dan dampak terhadap terjadinya banjir di Amerika dan Indonesia, strategi perencanaan urban dalam kaitannya dengan ketahanan infrastruktur dan aspek desain untuk menghindarkan dampak kehancuran yang serius. Setelah Indonesia, pertemuan FIDIC yang akan datang akan dilaksanakan di Berlin, Jerman.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…