Sentimen AS Picu Melemahnya Rupiah

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai melemahnya kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir disebabkan reaksi pasar menyusul rencana pemerintah Amerika Serikat menurunkan pajak dan juga pernyataan Gubernur Bank Sentral AS yang cenderung "hawkish" terkait membaiknya perekonomian di AS. Menurut pejabat BI di Jakarta, Kamis (28/9) sentimen dari AS itu juga tidak hanya melemahkan rupiah, namun juga sebagian besar mata uang negara-negara di kawasan.

Kurs rupiah yang menurun 0,45 persen, masih lebih baik dibandingkan Yen Jepang yang melemah 0,60 persen. "Penyebabnya lebih karena menguatnya dolar AS dikarenakan antara lain pernyataan Yellen yang cenderung 'hawkish' dan rencana reformasi pajak AS," kata Asisten Gubernur BI Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Dody Budi Waluyo, seperti dikutip Antara.

Pada pembukaan pasar Kamis pagi ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah menjadi Rp13.547 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.445 per dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, Kamis siang ini, nilai tukar rupiah di level Rp13.546 per dolar AS.

Sementara, kurs Refrensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis (28/9/2017) ini, di posisi Rp13.464 per dolar AS atau terdepresiasi 80 poin dari posisi Rp13.384 pada Rabu (27/9). Kurs jual posisi Rp13.531 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada pada Rp13.397 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp134.

Analis Monex Investindo Futures Agus Chandra mengatakan bahwa rencana pemangkasan pajak oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump diyakini pasar dapat memicu pertumbuhan dan tingkat investasi di AS. Selain itu, lanjut dia nada "hawkish" dari Gubernur The Fed Janet Yellen untuk menaikkan suku bunganya pada akhir tahun ini turut menjadi sentimen positif bagi dolar AS di pasar valas.

"Dolar AS menguat dipicu oleh pernyataan Janet Yellen yang membuka peluang kenaikan suku bunganya," kata dia. "Hawkish" adalah komentar atau pernyataan yang tegas atau agresif, terhadap perkiraan positif pertumbuhan ekonomi (pasar tenaga kerja/tingkat pengangguran/daya beli konsumen/produksi manufaktur, dan seterusnya) dan inflasi yang seringkali berdampak atau terkait dengan tingkat suku bunga.

Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah 101 poin menjadi Rp13.546 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.445 per dolar Amerika Serikat (AS). Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta Kamis mengatakan bahwa faktor eksternal, terutama dari Amerika Serikat menjadi faktor utama nilai tukar rupiah mengalami depresiasi cukup dalam.

"Ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate) pada Desember tahun ini membuat aset berdenominasi dalam bentuk dolar AS meningkat, sehingga menguatkan mata uang dolar AS," ujarnya.

Kendati demikian, lanjut dia, depresiasi rupiah terhadap dolar AS hari ini (Kamis, 28/9) dinilai masih wajar. Apalagi, Bank Indonesia juga berada di pasar untuk menjaga fluktuasi rupiah sesuai dengan fundamentalnya. "Pelaku usaha juga kemungkinan tidak terlalu terganggu pelemahan rupiah, karena masih dalam kisaran yang acceptable," kataya.

Di sisi lain, lanjut dia, depresiasi rupiah itu juga tidak sendiri, mata uang utama dunia juga mengalami tekanan terhadap dolar AS. Salah saunya yen Jepang yang melemah sekitar 0,60 persen. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa sentimen mengenai kebijakan fiskal Presiden AS Donald Trump yakni memotong pajak perusahaan turut memicu permintaan dolar AS meningkat.

"Kebijakan fiskal itu dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih pesat," katanya. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini (28/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.464 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.384 per dolar AS.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…