NERACA

Solo - Setelah siang hari Pekan Kerja Nyata Gerakan Revolusi Mental dibuka secara resmi oleh Menko Pembangunan, Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK Puan Maharani).

Rangkaian Acara demi acara terus dilanjutkan dalam meramaikan event tersebut salah satunya dengan menggelar Pagelaran Wayang Kulit dilaksanakan di halaman depan Benteng Vasten Burg, Surakarta dengan Warseno Slank bertindak sebagai dalang dalam pagelaran tersebut. Dagelan Bagonk CS juga turut mengisi pagelaran wayang kulit semalaman ini.

Plt kepala Deputi V Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Nyoman Shuida mengatakan digelar acara wayang itu untuk menyuarakan kecintaan terhadap bangsa Indonesia, ada filosofi tersendiri yang ingin disampaikan melalui pertunjukan tersebut. 

"Dalam kebudayaan Jawa, mengadakan wayang semalaman merupakan kegiatan ruwatan agar pelaksaan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental bisa berjalan dengan lancar dan sukses,” ungkap Nyoman Shuida di halaman stadion Manahan Solo, Jumat (25/8).

Pada Pagelaran yang juga ditonton oleh publik ini mengangkat cerita Lakon Bima Suci. Lakon Bima Suci dipilih karena mengandung arti yang sangat dalam, yaitu perenungan mengenai asal dan tujuan hidup manusia, serta ekspresi perjalanan rohani orang Jawa untuk bersatu dengan Tuhan. 

Dalam bahasa sederhananya, Lakon Bima Suci mengungkap kembali hubungan spiritual antara manusia dengan Penciptanya.

Lakon Bima Suci dapat menjadi teguran bagi manusia untuk memulai perubahan—menjadi manusia yang lebih baik lagi. Kesadaran manusia untuk berbuat baik merupakan salah satu landasan filosofis yang dapat dilihat dalam upaya revolusi mental yang saat ini tengah digelorakan kembali lewat Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental.