Mudik Lebaran 2017: - "Tragedi Brexit" Jangan Sampai Terulang

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan tengah melakukan berbagai bentuk koordinasi dengan pemerintah daerah dan Polri untuk mengantisipasi terulangnya fenomena kemacetan Brebes Exit atau Brexit.

 

NERACA

 

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Pudji Hartanto, mengatakan pengaturan rekayasa arus mudik lebaran akan dikendalikan oleh pihak Korlantas Polri dengan menempatkan 4 wasit lalu lintas yang dipimpin langsung oleh Perwira tinggi Polri. "Jadi saya ingin tegaskan kembali bahwa pengendali dari manajemen operasional rekayasa kita ada di tangan Polri. Kakorlantas punya 4 wasit di situ yang dikendalikan oleh Kakorlantas," ujar Pudji di Jakarta,

Pudji menambahkan, guna mengantisipasi titik-titik rawan terjadinya penumpukan arus kendaraan di ruas tol, keempat wasit akan mengamankan 4 titik ruas tol favorit pemudik yang menggunakan moda transportasi darat."Di mana dari titik-titik itu sudah jelas dari Cikarang Utama kemudian Cikampek, Cikopo kemudian nanti di daerah Brexit itu sendiri. Terakhir ada di daerah Pemalang," tutur Pudji.

Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta para pemudik untuk tidak hanya melewati jalur tol Cikopo-Palimanan (Cipali) untuk menuju arah Jawa Tengah. Tetapi bisa melalui jalur Pantai Utara (Pantura)."Para pemudik jangan hanya memanfaatkan melalui jalur Cipali. Terbukti tahun lalu jalur Pantura dan jalur selatan lancar," kata Budi Karya Sumadi

Pasalnya, tahun lalu terjadi lonjakan kendaraan pada jalur tol Cipali. Sehingga para pemudik diimbau melalui jalur alternatif lain.

Selain itu, menurutnya pihak kepolisian akan membantu melakukan skenario lalu lintas atau buka tutup jalan pada jalur Cipali. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kendaraan pada sekitar jalur tol Cipali. "Kapolri sudah menyiapkan skenario lalu lintas, akan ada buka tutup jalan, sehingga itu tidak dibiarkan meluber," tukasnya.

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) mengawasi distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan ketat di Jawa Tengah di masa arus mudik dan arus balik hari raya Idul Fitri mendatang. Pasalnya, wilayah tersebut dianggap sebagai wilayah terpadat yang dilalui kendaraan pada masa-masa lebaran.

Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengungkapkan, Jawa Tengah merupakan jalur utama yang menghubungkan pemudik dari Jakarta dan Jawa Barat menuju Jawa Timur. Selain itu, banyak ruas tol di Jawa Tengah yang pertama kali menangani arus mudik mendatang.

Makanya, jangan heran apabila perusahaan menargetkan pertumbuhan konsumsi BBM di Jawa Tengah sebesar 25,8 persen dibanding rata-rata konsumsi hariannya. "Karena di Jawa Tengah kami prediksi bahwa masih akan terjadi hiruk pikuk kemacetan. Penumpukan jalur mudik akan terjadi di Jawa Tengah, sehingga kami di sana siapkan antisipasi peningkatan cukup besar," ujar Muchamad Iskandar

Ia melanjutkan, penanganan BBM di Jawa Tengah tahun ini dianggap intens pasca tragedi tol Brebes Exit (Brexit), dimana kemacetan bisa terjadi berhari-hari dan pemudik tak bisa mendapatkan BBM. Karenanya, ada beberapa antisipasi yang siap dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut.

Iskandar menuturkan, perusahaan akan bekerja sama dengan Kepolisian RI untuk mengawal mobil tanki BBM agar bisa masuk ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terdapat di wilayah kemacetan. Selain itu, Pertamina juga akan menyalurkan BBM di kios atau kantong-kantong pengisian fleksibel (portable) di beberapa rest area (tempat perhentian sementara) ruas tol yang belum dilengkapi SPBU.

Ambil contoh, di Jateng ada ruas jalan tol baru, seperti Semarang-Bawen-Salatiga yang belum dilengkapi SPBU. Diharapkan, rest area di ruas tol itu setidaknya sudah bisa dilengkapi SPBU pada mudik mendatang. "Mudah-mudahan SPBU di semarang sudah jadi, dan satunya lagi di salatiga, kami bantu pengisiannya secara mobile atau pakai kios," paparnya.

Selain Jawa Tengah, Pertamina juga memfokuskan distribusi lebaran di Sumatra Barat, mengingat provinsi tersebut memiliki tradisi Mudik Basamo. Diperkirakan, lonjakan konsumsi BBM di Sumatra Barat sebesar 22,7 persen dibanding konsumsi hariannya.

Sementara itu, konsumsi BBM di Jawa Timur diproyeksikan meningkat 11,2 persen selama masa arus mudik dan arus balik berlangsung. "Walaupun hiruk pikuk kemacetan juga terjadi di Jawa Timur, setidaknya tidak butuh konsumsi BBM yang signifikan," jelasnya.

Sebagai informasi, Pertamina memprediksi lonjakan permintaan konsumsi BBM sejak H-12 Idul Fitri hingga H 12. Dari seluruh jenis BBM, Pertamina memprediksi kenaikan terbesar terjadi pada Pertalite dengan angka 15 persen, dari 39,42 ribu kiloliter (kl) per hari ke angka 45,13 ribu kl per hari.

Pertamina memprediksi kenaikan konsumsi Pertamax dan Premium masing-masing sebesar 10 persen dan 5 persen di periode yang sama.

Belajar dari tragedi macet parah di gerbang tol Brebes Exit atau Brexit di musim mudik 2016 lalu, sejumlah perbaikan dilakukan. Salah satunya dengan menyiapkan tenaga kesehatan bermotor yang bisa mobile. Tenaga kesehatan dengan motor ini bisa menjangkau mereka yang sakit di tengah kemacetan.

Polres Brebes, dengan pemberian pelayanan kesehatan di tempat yang diperlukan di sepanjang jalur mudik lebaran. Di mana, Dinas Kesehatan (dinkes) Kabupaten Brebes, Polres Brebes dan BPJT mengeluarkan inovasi dengan menyediakan petugas kesehatan, montir (teknisi) serta pengisian BBM yang bersifat mobile untuk melayani pemudik baik di ruas Pantura maupun di ruas jalan Tol Pejagan-Brebes Timur (Brexit).

Pos-pos kesehatan juga disiagakan serta  tak lupa menyiapkan sarana dan prasarananya. Ada 30 unit ambulans dan 60 unit ambulan pusling serta 46 unit ambulans motor yang ditempatkan pada jalur angkutan lebaran. Di samping itu, ada 31 unit Pos Kesehatan terpadu juga disiapkan yang tersebar di wilayah Pantura, Tengah dan Selatan.

Kapolres Brebes AKBP Luthfie Sulistiawan menyampaikan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan simulasi terkait pemintaan keadaan darurat kepada seluruh anggota yang terlibat. “Oleh karena MoU ini diantaranya adalah dengan tindak lanjut keadaan darurat, kebutuhan BBM, suplai makanan untuk motor ambulan bisa masuk ke ruas tol dan personel harus siap dalam waktu 1x24 jam,” jelasnya.

Dengan adanya ruas tol baru Brexit – Pemalang, Polres Brebes juga akan mengantisipasi kemungkinan terjadinya penumpukan di ruas Tol ini. Yang perlu diantisispasi adalah Kaligangsa, di mana ada penyempitan dari 20 meter menjadi 7 meter.

Apabila di Brexit terjadi kepadatan, semua kendaran besar akan dialihkan keluar pintu Pejagan menuju pantura sehingga tidak terfokus di Brexit. Selain itu, pihaknya jelang mudik ini juga menghimbau kepada para pengemudi kendaraan besar seperti Truk untuk dapatnya menggunakan lajur kiri. Beberapa rambu imbauan juga akan dipasang dibeberapa titik untuk penggunaan lajur kiri bagi kendaraan-kendaraan besar. (iwan)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…