Menurunkan Harga Gas

 

Oleh: Nailul Huda

Peneliti INDEF

 

Harga gas menjadi salah satu kendala terbesar dalam pengembangan sektor industri manufaktur. Fakta ini didasarkan pada komponen harga gas merupakan salah satu komponen struktur biaya industri, dimana saat ini harga gas di Indonesia dianggap tidak bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, bahkan Viet-Nam. Hingga saat ini rata-rata harga gas untuk industri menyentuh level US$9-10 per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu). Sedangkan di Singapura hanya US$4-5 per MMbtu, Malaysia US$4,47; dan Vietnam sekitar US$7,5.

          Masalah harga gas yang masih tinggi ini berdampak pada daya saing Indonesia dalam merebutkan dana investasi. Peringkat daya saing Indonesia dalam laporan yang ditulis World Economic Forum (WEF), terus menurun dalam tiga tahun terakhir. Dimungkinkan kondisi ini akan terus berlanjut jika tidak ada pembenahan oleh pemerintah terutama di bidang energi gas. Sementara itu, konsumsi gas terus meningkat. Saat ini sudah 20% dari total konsumsi energi berasal dari konsumsi energi gas dimana sebagian besar masuk ke sektor industri manufaktur.

          Dilihat dari sisi ketersediaan supply gas alam ternyata tidak ada masalah signifikan. Walaupun persediaan berkurang namun masalah utama kenapa harga gas Indonesia lebih mahal bukan hal tersebut. Salah satu Permasalahan utamanya terletak efisiensi perusahaan yang terlibat. Permasalahan ini sebenarnya sangat sering jadi perbincangan publik. Namun sepertinya pemerintah kurang concern dalam permasalahan ini sehingga strateginya pun kurang berhasil dalam menurunkan harga gas.

          Isu harga gas kembali mencuat setelah adanya desakan dari pelaku industri yang menginkan harga gas lebih murah. Namun saat ini pelaku usaha menuntut kebijakan yang lebih konkret. Salah satu cara yang dapat ditawarkan adalah pembentukan Holding BUMN bidang gas. Strategi ini dipercaya sebagai salah satu jalan keluar menurunkan harga gas.

          Pertama, penguasaan aset negara untuk industri gas jauh lebih besar dan kuat sehingga dapat menekan biaya operasional dan pertumbuhan market capital. Kedua, perusahaan pembiayaan akan lebih percaya dalam memberikan modal pembiayaan. Ketiga, margin perusahaan dapat ditekan menjadi lebih rendah. Ketiga manfaat itu untuk menekan harga jual gas.

          Pemerintah sendiri saat ini tengah berupaya mewujudkan strategi holding ini dengan terus mensosialisasikan dan mengambil keputusan sistem holding seperti apa yang nantinya dipakai dalam strategi holding ini. Apakah strategic holding? Operasional holding? Atau investment holding? Pilihan tersebut sangat bergantung pada kondisi perusahaan dan tujuan holding pemerintah.

          Di samping manfaat yang bakal diterima, namun holding ternyata mempunyai dampak negatif yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Holding ini dapat mematikan peranan sektor swasta dalam industri energi khususnya gas. Selain itu, holding BUMN bidang energi juga dikhawatirkan dapat merugikan BUMN yang sudah terlebih dahulu stabil dalam industri.

          Terlepas dari dampak positif maupun negatif strategi holding BUMN bidang gas, upaya pemerintah untuk menurunkan harga gas perlu kota dorong untuk dapat mengakselerasi dan mengefisienkan sektor industri manufaktur.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…