Upaya Sampoerna Mencegah Pekerja Anak - Beri Keterampilan Hidup Anak Petani Tembakau

Besarnya pertumbuhan populasi penduduk di Indonesia, ditambah dengan bonus demografi yang ditandai dengan terus meningkatnya jumlah penduduk usia produktif atau lebih dikenal dengan generasi melinia membawa kondisi yang menguntungkan bagi Indonesia untuk mengejar pertumbuhan ekonomi lebih agresif lagi. Namun dibalik itu, Indonesia menjadi negara tertinggi dengan jumlah pekerja anak atau usia di bawah 15 tahun. Sementara itu lebih dari dua pertiga orang muda memasuki dunia kerja dengan bekal pendidikan dasar atau kurang.

Dan bahkan berdasarkan hasil laporan ILO dan Unicef menyebutkan, penurunan keterlibatan kaum muda dalam ketenagakerjaan tidak sejalan dengan kemajuan dalam upaya meningkatkan kehadiran siswa di jenjang sekolah menengah. Suguh ironis, anak-anak yang sejatinya menjadi generasi penurus bangsa ini tengah disibukkan dengan dunia kerja dan bukan dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tempatnya. Melihat besarnya pertumbuhan pekerja anak akibat putus sekolah atau usai sekolah, menjadi perhatian serius bagi PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna).

Perseroan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) Sampoerna untuk Indonesia (SUI) bekerja sama dengan Social Transformation and Public Awareness (STAPA) Center menggelar program setelah sekolah atau dikenal after school program (ASP). "Program ini merupakan salah satu wujud komitmen Sampoerna dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak-anak di lingkungan pertanian tembakau,"kata Head of Stakeholder, Regional Relations and CSR Sampoerna, Ervin Pakpahan di Jakarta, kemarin.

Dirinya menjelaskan, program yang berisi keterampilan hidup bagi siswa SD dalam upaya pencegahan pekerja anak di pertanian tembakau dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran siswa, guru, dan orang tua mengenai pekerja anak dengan memperkenalkan hak-hak dasar anak. Disebutkan, rangkaian kegiatan ASP dilaksanakan pada 22 sekolah dasar yang tersebar di Kabupaten Klaten, Lumajang, Jember, dan Rembang, serta telah menjangkau lebih dari 5,000 siswa.

Kata Ervin, kegiatan ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak termasuk orang tua, guru, dan pemerintah karena kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi para siswa melalui berbagai kegiatan kreatif usai jam sekolah. “Dalam program ASP, para siswa diberikan pendidikan, motivasi dan keterampilan, sehingga menjauhkan mereka dari kegiatan yang tidak sesuai bagi anak-anak.”ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan CSR yang dilakukan perseroan sejalan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, antara lain berupa pengadaan kondisi sosial dan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan anak, serta peningkatan kualitas pendidikan bagi anak-anak.

Dalam kelas keterampilan non-akademik tersebut, selain diberikan informasi mendalam mengenai hak dasar anak dan jenis-jenis pekerjaan terburuk anak dan risikonya, para siswa juga diperkenalkan ilmu tentang pertanian organik, pengolahan daur ulang sampah, mengenal lagu dan tarian tradisional serta keterampilan membuat puisi dan bercerita.

Pada puncak rangkaian kegiatan ASP, Sampoerna melaksanakan dua kegiatan lainnya untuk menampilkan kemampuan dan karya siswa yaitu Family Week-end Challenge (FWC) dan Student Creativity Exhibition (SCE).”Kegiatan Family Week-end Challenge bertujuan untuk menjaga hubungan dan interaksi di antara orang tua, siswa, dan guru. Interaksi ini dibutuhkan untuk memahami situasi pekerja anak," kata Direktur STAPA ,Center Zainul Faizin.

Pada puncak kegiatan ASP Jember pada akhir Februari lalu, kegiatan SCE yang berbentuk acara Gebyar Seni dan Pameran Karya Siswa dilaksanakan oleh 8 SD. (bani)

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…