Indonesia Emas 2045

 

Oleh: Bhima Yudhistira Adhinegara
Peneliti INDEF

Pada tahun 2045 Indonesia akan mencapai usia 100 tahun. Sebuah Negara dapat dikatakan berhasil apabila dalam kurun waktu 100 tahun dapat menorehkan prestasi sebagai Negara maju. Korea Selatan misalnya yang umurnya lebih muda dari Indonesia, merdeka pada tahun 1948 mampu menjadi Negara maju. Nasib Indonesia saat ini masih jadi middle income country.

Apakah narasi besar Indonesia emas 2045 dapat terealisasi? Jawabannya sangat bisa. Syaratnya jangan menyiakan kesempatan yang ada. Hal ini dikarenakan tahun 2030 mendatang Indonesia mengalami puncak usia produktif tertinggi, sering disebut bonus demografi. Masalahnya jumlah lapangan kerja tidak bertambah seiring banyaknya angka penduduk usia produktif.

Penyerapan yang rendah salah satunya karena deindustrialisasi dini terjadi. Sektor industri terus mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. BKPM bahkan mencatat penyerapan tenaga kerja turun 50 ribu orang di 2016 dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu fokus kerja Pemerintah saat ini adalah menggenjot pertumbuhan industri manufaktur.

Penyakit yang dialami ekonomi Indonesia biasanya terus berulang yaitu Penyakit Belanda atau Dutch Disease. Seperti saat ini harga komoditas yang tinggi membuat Pemerintah lengah. Padahal mengandalkan komoditas tidak sehat dalam jangka panjang karena fluktuasi harga dan nilai tambah yang didapat kecil. Sekali lagi kuncinya di industri pengolahan.

Selain itu untuk mencapai high income country diperlukan rata rata pertumbuhan ekonomi diatas 7%. Sehingga di tahun 2030 Indonesia bisa menjadi juara ke 5 dunia seperti yang dilaporkan World Economic Forum baru- baru ini.

Pertumbuhan juga perlu berkualitas. Percuma tumbuh diatas 7% tapi hanya menguntungkan orang kaya. Jangan mengulang model orde baru dimana pertumbuhan bisa dobel digit saat itu tapi gejolak sosial malah terjadi dimana mana. Ketimpangan yang lebar oleh karenanya harus direduksi.

Resep untuk memacu pertumbuhan yang tinggi sudah banyak dipaparkan oleh banyak pakar bahkan dari internal Pemerintah sendirinya. Tinggal eksekusi yang konsisten di lapangan sehingga baik target maupun esensi pembangunan dapat tercapai demi Indonesia emas 2045.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…