Inflasi Kota Bogor Tertinggi di Jawa Barat

Inflasi Kota Bogor Tertinggi di Jawa Barat 

NERACA

Bogor - Tingkat inflasi kumulatif tahunan dari Januari hingga November 2016 Kota Bogor tertinggi di Jawa Barat yakni 3,43 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Inflasi Kota Bogor tertinggi di Jawa Barat tahun ini, berbeda dengan tahun lalu berada di peringkat empat terendah," kata Rizal Mulyanan, analis ekonomi dari Bank Indonesia Jawa Barat, dalam rapat teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wilayah Jawa Barat bagian barat, di Kota Bogor, Selasa (6/12).

Ia menyebutkan, kenaikan inflasi disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya karena Kota Bogor bukanlah kota produsen, tetapi kota konsumen yang bergantung pada daerah lain dalam memenuhi kebutuhan bahan pangannya.

Menurut dia, penyumbang inflasi tinggi lebih kepada komoditas strategis yang dikonsumsi sehari-hari. Pada November 2016, harga cabai, bawang merah, dan cabai rawit mengalami kenaikan. Kondisi tersebut juga terjadi di daeran lainnya."Saat ini ada efek La Nina, sehingga banyak cabai yang membusuk, dan ini mempengaruhi harga," ujar dia.

Dia mengatakan, kondisi tersebut seharusnya dapat ditekan, dengan melakukan perhitungan potensi yang memicu kenaikan harga, seperti jelang tahun baru ini, transportasi akan meningkat seiring dengan musim liburan."Di Kota Bogor banyak kulinernya, di musim libur kemungkinan permintaan akan beras tinggi, jadi perlu diantisipasi dengan memastikan pasokannya," kata Rizal lagi.

Menurut Rizal, tim TPID bisa berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Disperindag, Bulog dan Dispenda untuk mengantisipasi dan mengendalikan inflasi bersama-sama. Secara nasional inflasi kumulatif tahunan sebesar 3,5 persen. Sedangkan di Jawa Barat 2,39 persen. Kota Bogor tertinggi pertama yakni 3,43 persen, disusul Depok 2,42 persen, Bandung 2,28 persen, Cirebon 1,81 persen, Tasikmalaya 2,25 persen, dan Sukabumi 2,11 persen."Kota Bogor sejak awal tahun sudah tinggi inflasinya pada posisi 2,8 persen," tambah Rizal.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarip Hidayat yang juga Ketua TPID mengakui inflasi tertinggi tahun ini dipicu oleh harga cabai."Kami coba menelusuri apa penyebab kenaikan harga apakah karena pasokan, distribusi, transportasi maupun sistem bongkar muatnya," kata Ade.

Pihaknya berupaya untuk menekan inflasi hingga akhir tahun dengan meminta kerja sama semua pihak agar bersama-sama mengendalikan inflasi. Ant

 

BERITA TERKAIT

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…