Perdagangan Domestik - Mendag Pacu Produk Berbasis Desain Lewat IDDC

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendorong diversifikasi produk ekspor, khususnya produk berbasis desain yang bernilai tambah dan mampu bersaing secara global melalui pusat pengembangan desain benama Indonesa Design Development Center (IDDC).

“IDDC ini mempunyai makna strategis, yakni menjadi pusat inovasi yang terbukti di banyak negara menjadi ujung tombak persainagn global. Produk yang baik belum tentu diserap pasar jika desainnya tidak mengikuti tren pasar,” kata Menteri Enggar pada peresmian IDDC di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, Jakarta, disalin dari Antara.

Enggar mengatakan desain menjadi elemen penting dalam menghadirkan pengalaman bagi konsumen dan tentunya menjadi nilai tambah terhadap suatu produk jika selama pembuatan selalu diawali dengan desain yang mengikuti tren pasar.

Menurut dia, masyarakat masih terpaku dengan desainer mancanegara yang sudah memiliki “branding”. Oleh karena itu, IDDC menjadi sarana yang memberi ruang kreativitas seluasnya kepada para desainer muda Indonesia.

“Industri besar dapat memanfaatkan desainer lokal dalam penciptaan produk. Dengan demikian, akan banyak desainer lokal yang andal dan mengangkat Indonesia sebagai negara yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas dan desain yang baik,” ujar Enggar.

Adapun IDDC diinisiasi oleh Menteri Perdagangan sebelumnya, Rachmat Gobel sejak 2014 bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, usaha kecil dan menengah (UKM) serta sejumlah asosiasi desainer dan pelaku usaha.

IDDC dibangun di area seluas 1.000m2 dan berlokasi di Gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI). IDDC memiliki sejumlah fasilitas, antara lain pustaka desain yang membantu pelaku usaha emnapatkan referensi perkembangan desain dunia, kemudian fasilitas “co-work space” yang dapat digunakan untuk seminar atau lokakarya.

Selain itu, ada juga fasilitas Klinik Desain sebagai program andalan IDDC yang membantu pelaku usaha bertemu dan berkonsultasi tentang peningkatan nilai tambah serta daya saing produk melalui pengembangan desain. Klinik Desain juga ditunjang oleh studio foto, “laser cutter” dan “3D printer”.

Kemendag berharap kolaborasi antara desainer dan pelaku usaha dapat dimanfaatkan bagi pengembangan sektor perdagangan di skala domestik dan global. Pada Trade Expo Indonesia ke-31 yang diselenggarakan pada 12-16 Oktober 2016, Kemendag juga akan menghadirkan zona IDDC yang memamerkan produk karya UKM terpilih melalui fasilitas pendampingan desain (Design Dispatch Service/DDS).

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memfasilitasi Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mengikuti pameran ekspor terbesar Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 setelah sebelumnya memberikan pendampingan bagi usaha tersebut untuk pengembangan produk.

Kemendag memberikan dua program pendampingan untuk UKM yang akan didorong untuk menembus pasar ekspor. Program tersebut adalah Fasilitasi Pendampingan Desain atau Designer Dispatch Service (DDS) dan Program Rebranding untuk pengembangan merek.

Peserta DDS yang juga diikutsertakan pada program rebranding akan menampilkan hasil karya mereka yang telah mendapatkan pendampingan dari para pakar di bidang desain dan merek. Namun demikian, peserta rebranding tidak hanya terbatas bagi para pelaku usaha yang mengikuti program DDS.

Hasil dari pelaksanaan kedua program tersebut akan ditampilkan pada pameran Trade Expo Indonesia ke-31 pada 12-16 Oktober 2016, di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Melalui program-program pendampingan tersebut, diharapkan produk-produk Indonesia akan semakin menarik minat ribuan pengunjung dan buyer TEI.

Tercatat, sejak 2011, lebih dari 300 pelaku usaha dari berbagai daerah berpartisipasi dalam program rebranding yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan. Program tersebut menjadi salah satu fasilitas untuk pelaku usaha dalam upaya meningkatkan ekspor.

“Kemendag memfasilitasi para pelaku usaha berorientasi ekspor agar mereka mampu menciptakan brand identity yang kuat di tengah gempuran produk-produk negara lain pada perdagangan internasional,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda.

Menurut Arlinda, merek merupakan identitas suatu produk, dan dengan merek yang kreatif dan inovatif akan memperoleh posisi yang bagus dan memperkuat perhatian dari para konsumen, selain mengandalkan kualitas dan desain yang bagus. Pada 2016, kegiatan rebranding dilaksanakan di Sumatera Utara, Kepulauan Riau (Batam), Banten, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…