Selalu Berada di Garis Terdepan Untuk Pendidikan

Masalah mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi hambatan terbesar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu persoalan itu adalah ketersediaan ruang belajar yang memadai, termasuk banyak sekolah di Indonesia tak layak menjadi tempat belajar. Oleh karena itu, tidak usah bicara mutu dan hal yang berbau canggih karena memenuhi yang dasar saja masih belum bisa. Tengok saja, masalah-masalah mendasar sekolah, seperti penyediaan ruang belajar memadai, ketersediaan buku pelajaran bagi semua peserta didik, dan ketersediaan guru yang memiliki kompetensi mengajar siswa belum terpenuhi dengan baik.

Menurut Sekretaris Jenderal Gerakan Indonesia Pintar (GIP), Alpha Amirrachman, masih banyak rakyat Indonesia, terutama anak-anak, yang belum menikmati kemerdekaan. Hal ini ditandai dengan masih belum terbukanya akses yang merata bagi mereka yang berusia sekolah untuk mengenyam pendidikan yang layak. “Kurang lebih 2,5 juta anak tidak bisa melanjutkan sekolah, 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD), dan 1,9 juta anak usia sekolah menengah pertama (SMP), “kata Alpha.

Sementara masih terdapat 54% guru yang masih belum memenuhi standar kualifikasi dan 13,19% bangunan sekolah dalam kondisi tidak layak. Menyadari persoalan pendidikan tidak bisa jalan dengan sendiri dan perlu kerjasama dengan pihak swata, PT Astra Internasional Tbk (ASII) selalu berada di garis terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan. Pasalnya, perseroan menyadari bahwa pendidikan adalah aspek terpenting dalam proses peningkatan kehidupan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Karenanya, pendidikan senantiasa mendapat perhatian besar dalam kontribusi Astra untuk menjadi bermanfaat bangsa dan negara.

Kepedulian Astra di bidang pendidikan, mendapatkan apresiasi besar dari mantan wakil menteri pendidikan, Fasli Jalal.”Saya mengapresiasi Astra untuk peduli pada dunia pendidikan, apalagi ketika Astra membantu SMK-SMK dan sebagian politeknik, terutama ketika memperkenalkan teknologi terbaru otomotif secara sistemik, strategikd dan berkelanjutan. Ini jelas mahal dan sangat susah jika meminta bantuan pemerintah, meski anggaran pendidikan di APBN sudah 20%. Itu belum cukup,”ungkapnya.

Apa yang telah dilakukan Astra, menurut Fasli Jalal merupakan pentingnya interaksi dunia usaha dan pemerintah dalam memajukan pendidikan dengan baik dan kualitasnya agar bisa dicapai lebih cepat dan luas. Kata Fasli Jalal, dukungan dari dunia usaha bukan hanya dari uang tetapi jaringan dan dukungan non fiscal, misalnya penerimaan magang atau dosen dan guru dimaksukkan ke dalam dunia usaha sehingga tahu kondisi riil di lapangan. Untuk hal ini, kata Fasli Jalal, Astra selalu berada di baris terdepan.

Asal tahu saja, sejak tahun 1974 hingga tahun 2011, secara kumulatif Astra telah mendistribusikan beasiswa sekitar 120 ribu beasiswa untuk semua jenjang pendidikan serta membantu 2.600 sekolah melalui bantuan software, brainware atau hardware. Komitmen Astra pada dunia pendidikan sejalan dengan filosofi catur dharma Astra yang pertama, yakni menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,”Astra senantiasa berprinsip untuk memberikan manfaat bagi sekitarnya, dimanapun instalasi Astra berada,”kata Presiden Direktur Astra Internasional, Prijono Sugiarto.

Hal senada juga disampaikan Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security Astra International Pongki Pamungkas. Dirinya menuturkan, selama hampir 60 tahun, kegiatan bisnis Astra tidak terlepas dari lingkungan dan masyarakat sekitar. “Pada prinsipnya, dimana pun Astra berada harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Perusahaan tidak hanya harus menguntungkan, tetapi juga harus berkelanjutan sejalan dengan filosofi kami, catur dharma."ujarnya.

Donasi Sepatu

Teranyar, perseroan belum lama ini menyerahkan 1.500 pasang sepatu kepada murid-murid di Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Penyerahan sepatu ini merupakan wujud nyata dari peran serta masyarakat dalam program “Guruku Inspirasiku” dengan mengunggah kisah inspiratif tentang guru yang menginspirasi melalui www.satu-indonesia.com dan telah terkumpul 7081 kisah inspiratif tentang guru. Kisah inspiratif ini akan dikonversikan oleh Astra menjadi 6.000 pasang sepatu dan 1.081 tas untuk anak-anak di Kabupaten Nias (Sumatera Utara), Kabupaten Waikabubak (Nusa Tenggara Barat), Kabupaten Pulau Buru (Maluku) dan Kabupaten Biak Numfore (Papua), serta beberapa daerah lainnya.

Program ini telah dilaksanakan sejak 2015 dengan nama GenerAKSICERDASIndonesia, dan Astra telah mengonversikan jumlah posting di media sosial menjadi 15.093 tas dan pasang  sepatu.

Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk, Riza Deliansyah mengatakan, melalui donasi sepatu ini diharapkan bisa memupuk semantat belajar anak-anak bersekolah dengan sepatu baru. Apalagi kegiatan donasi sepatu ini bukan kali pertama bagi Astra tetapi kesekian kalinya.  Sebelumnya donasi yang sama juga dilakukan Astra kepada 16 sekolah di Kabupaten Morotai, Maluku Utara.

Pembagian bantuan itu, dinilai tepat sasaran oleh instansi pendidikan provinsi tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara, Imran Yakub mengungkapkan, bantuan pendidikan itu merupakan pertama kalinya diterima Morotai sebagai kabupaten kepulauan baru di Maluku Utara. “Astra menjadi perusahaan pertama kali hadir di Morotai. Bantuan sepatu dan tas ini merupakan keputusan tepat sasaran, karena Morotai merupakan kabupaten kepulauan baru di provinsi ini. Ditambah lagi, masyarakat di sini masih trandisional. Anak sekolah tidak menggunakan seragam, apalagi tas dan sepatu," kata Imran.

Kepedulian Astra di Morotai sejalan dengan prioritas pemerintah provinsi Maluku Utara. Pasalnya, kata Imran, pulau ini berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik yang membawa pengaruh berbagai ideologi asing.”Jika tidak diperhatikan, rasa kebangsaan masyarakat Morotai bisa terkikis. Dengan kehadiran Astra yang menyentuh langsung masyarakat Morotai ini diharapkan kesatuan tetap terjaga dan senantiasa satu Indonesia,"ungkapnya.

Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Morotai, Ibrahim Husen menambahkan, bantuan sosial pendidikan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelajar di Morotai yang sebagian besarnya bersekolah tanpa menggunakan alas kaki.”Ini sangat tepat dilakukan. Karena, dari 82 Sekolah Dasar (SD), hanya 30% saja siswa yang memakai sepatu. Selebihnya sekolah dengan telanjang kaki," tandasnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…