Perlunya Pasar Modal Syariah

Oleh : Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Instrumen pasar modal--sepertinya  tidak begitu familiar bagi umat Islam di tanah . Istilah pasar modal yang selama ini lebih sibuk dengan istilah nama nama saham dan surat berharga menjadikan istilah pasar modal sering dikonotasikan dengan aktifitas spekulasi  transaksi atau perjudian. Maka sangat sedikit sekali--umat Islam memanfaatkan peluang bisnis pasar modal sebagai sebuah istrumen keuangan dan hanya memilih lembaga keuangan seperti perbankan  dan asuransi sebagai instrumen keuangannya. Pada hal, pasar modal jika di dalami secara serius seperti pasar modal syariah yang telah memperoleh fatwa dari Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN - MUI) memiliki keuntungan yang sangat besar bagi pengembangan bisnis umat.

Pasar modal syariah tak seperti dengan pasar modal konvensional yang dikenal gharar selama ini. Emiten-emiten yang diperdagangkan dalam bentuk Daftar Efek Syariah (DES) juga mendapatkan rekomemdasi dari DSN - MUI bagitu juga dengan perusahaan - perusahaan yang memperoleh emiten atau melantai  di pasar modal harus IPO dan memperoleh pengawasan ketat oleh Otoritas Jasa Keuanhan (OJK). Hanya perusahaan - perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus bisa melantai di pasar modal. Dengan demikian, pasar modal syariah bisa menjadikan sebuah peluang bagi umat Islam dalam berinvestasi selain sektor keuangan perbankan seperi tabungan, deposito dan giro.

Apalagi dalam pasar modal syariah banyak produk - produk yang bukan sekedar saham syariah saja, tapi ada obligasi syariah atau surat utang yang selama ini dikenal dengan sukuk. Keberadaan dari sukuk--akan membantu terhadap berbagai pendanaan - pendanaan pembangunan dalam skala besar. Bahkan sukuk tersebut bisa diperdagangkan secara global untuk mendatangkan dana - dana dari luar negeri yang banyak  menganggur. Jika umat mampu memanfaatkan peluan ini, tidaklah sesuatu yang sulit bagi umat dalam mendirikan amal - amal usaha yang strategis.

Untuk mempersiapkan umat Islam masuk dalam pasar modal syariah, konsolidasi aset harus dilakukan. Tanpa konsolidasi aset sangat sulit umat mampu menciptakan perusahaan yang bisa IPO bahkan mampu menerbitkan sukuk. Maka dengan adanya sinergisitas antara Muhammadiyah sebagai organisasi massa Islam terbesar dengan OJK dalam pengembangan pasar modal syariah beberapa waktu lalu merupakan titik awal umat untuk lebih terbuka dalam memanfaatkan instrumen keuangan.

Apalagi dengan aset sebesar Rp20 triliun lebih yang dimiliki oleh Muhammadiyah berupa amal usaha Muhammadiyah, memiliki peluang yang sangat besar untuk menerbitkan perusahaan reksadana syariah Muhammadiyah yang produk produknya bisa bersifat ritail yang bisa dibeli secara ringan sebagai investasi bagi warga Muhammadiyah.

Maka melek pasar modal syariah sebagai sebuah instrumen investasi bagi umat sangat penting. Sehingga dengan demikian ada lompatan yang signifikan peran umat dalam menguasai ekonomi nasional dan sekaligus sebagai bagian misi menjadi tuan di negeri sendiri.

 

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…