The Fed Pertahankan Suku Bunga

The Fed Pertahankan Suku Bunga
NERACA
Washington - Bank sentral AS, Federal Reserve, pada Rabu mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah di tengah data ekonomi lemah dan inflasi lesu baru-baru ini, tetapi mengisyaratkan memiliki satu kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
"Komite menilai bahwa alasan untuk meningkatkan suku bunga federal fund telah menguat, tetapi memutuskan, untuk saat ini, menunggu bukti lebih lanjut kemajuan berikutnya menuju targetnya," kata komite pembuatan kebijakan Fed dalam pernyataan yang dirilis setelah pertemuan dua hari, yang dikutip laman Antara, kemarin. 
Gubernur Fed Lael Brainard dan Daniel Tarullo, keduanya baru-baru ini menyatakan bahwa bank sentral harus menunggu lebih banyak bukti inflasi berkelanjutan sebelum menaikkan suku bunga berikutnya.
Indeks harga inti untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator yang disukai Fed untuk mengukur inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi, meningkat 1,6 persen pada Juli dari setahun lalu, masih di bawah target bank sentral 2,0 persen.
"Hampir sejak pergantian tahun, inflasi inti telah terjebak di 1,5 persen dengan benar-benar tidak ada tanda-tanda jelas bahwa itu akan bergerak naik lagi," kata David Stockton, mantan kepala ekonom Fed dan rekan senior di Peterson Institute of International Economics.
"Saya pikir alasan untuk kesabaran dan menunggu hanya sedikit lebih lama adalah untuk memastikan bahwa sebenarnya Fed berharap (inflasi) kembali ke 2,0 persen sebenarnya terlihat seperti sedang berlangsung," tambahnya.
Tetapi Presiden Fed Kansas City Esther George, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren semuanya memilih menentang pernyataan kebijakan itu, mengatakan mereka lebih suka untuk menaikkan suku pada pertemuan ini.
Penentangan itu menggarisbawahi perdebatan kebijakan yang intens di dalam bank sentral AS dan Fed sangat terpecah atas kenaikan suku bunga acuannya.
Proyeksi diperbarui Fed yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga federal fund naik ke sekitar 0,625 persen pada akhir 2016, menyiratkan satu kenaikan suku bunga tahun ini, turun dari dua kali kenaikan yang diperkirakan pada Juni.
The Fed juga mengatakan dalam pernyataannya bahwa risiko-risiko jangka pendek terhadap prospek ekonomi AS "tampak kira-kira seimbang," tanda lebih lanjut bahwa bank sentral bisa menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari berikutnya pada 1-2 November dan 13-14 Desember. Sekitar 74 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal bulan ini memperkirakan bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.
The Fed menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,5 persen pada Desember tahun lalu, kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.
Namun, pelambatan ekonomi global sejak awal tahun ini dan risiko-risiko keuangan global lainnya telah membuat pembuat kebijakan Fed berhati-hati dan menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pasca pengunguman tersebut, kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mencerna laporan kebijakan Federal Reserve terbaru. Dalam pernyataan yang dikeluarkan Rabu setelah pertemuan kebijakan dua hari Fed, bank sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah di tengah data ekonomi lemah dan inflasi rendah baru-baru ini.
"Komite menilai bahwa alasan untuk meningkatkan suku bunga federal fund telah menguat, tetapi memutuskan, untuk saat ini, menunggu bukti lebih lanjut dari kemajuan lanjutan menuju targetnya," kata pernyataan itu.
The Fed juga mengatakan bahwa risiko-risiko jangka pendek untuk prospek ekonomi AS "tampak kurang lebih seimbang," tanda bahwa bank sentral bisa menaikkan suku pada akhir tahun ini. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,14 persen menjadi 95,881 pada akhir perdagangan.

The Fed Pertahankan Suku Bunga

 

NERACA

 

Washington - Bank sentral AS, Federal Reserve, pada Rabu mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah di tengah data ekonomi lemah dan inflasi lesu baru-baru ini, tetapi mengisyaratkan memiliki satu kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.

 

"Komite menilai bahwa alasan untuk meningkatkan suku bunga federal fund telah menguat, tetapi memutuskan, untuk saat ini, menunggu bukti lebih lanjut kemajuan berikutnya menuju targetnya," kata komite pembuatan kebijakan Fed dalam pernyataan yang dirilis setelah pertemuan dua hari, yang dikutip laman Antara, kemarin. 

 

Gubernur Fed Lael Brainard dan Daniel Tarullo, keduanya baru-baru ini menyatakan bahwa bank sentral harus menunggu lebih banyak bukti inflasi berkelanjutan sebelum menaikkan suku bunga berikutnya.

 

Indeks harga inti untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator yang disukai Fed untuk mengukur inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi, meningkat 1,6 persen pada Juli dari setahun lalu, masih di bawah target bank sentral 2,0 persen.

 

"Hampir sejak pergantian tahun, inflasi inti telah terjebak di 1,5 persen dengan benar-benar tidak ada tanda-tanda jelas bahwa itu akan bergerak naik lagi," kata David Stockton, mantan kepala ekonom Fed dan rekan senior di Peterson Institute of International Economics.

 

"Saya pikir alasan untuk kesabaran dan menunggu hanya sedikit lebih lama adalah untuk memastikan bahwa sebenarnya Fed berharap (inflasi) kembali ke 2,0 persen sebenarnya terlihat seperti sedang berlangsung," tambahnya.

 

Tetapi Presiden Fed Kansas City Esther George, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren semuanya memilih menentang pernyataan kebijakan itu, mengatakan mereka lebih suka untuk menaikkan suku pada pertemuan ini.

 

Penentangan itu menggarisbawahi perdebatan kebijakan yang intens di dalam bank sentral AS dan Fed sangat terpecah atas kenaikan suku bunga acuannya.

 

Proyeksi diperbarui Fed yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga federal fund naik ke sekitar 0,625 persen pada akhir 2016, menyiratkan satu kenaikan suku bunga tahun ini, turun dari dua kali kenaikan yang diperkirakan pada Juni.

 

The Fed juga mengatakan dalam pernyataannya bahwa risiko-risiko jangka pendek terhadap prospek ekonomi AS "tampak kira-kira seimbang," tanda lebih lanjut bahwa bank sentral bisa menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.

 

The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari berikutnya pada 1-2 November dan 13-14 Desember. Sekitar 74 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal bulan ini memperkirakan bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.

 

The Fed menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,5 persen pada Desember tahun lalu, kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.

 

Namun, pelambatan ekonomi global sejak awal tahun ini dan risiko-risiko keuangan global lainnya telah membuat pembuat kebijakan Fed berhati-hati dan menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut.

 

Pasca pengunguman tersebut, kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mencerna laporan kebijakan Federal Reserve terbaru. Dalam pernyataan yang dikeluarkan Rabu setelah pertemuan kebijakan dua hari Fed, bank sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah di tengah data ekonomi lemah dan inflasi rendah baru-baru ini.

 

"Komite menilai bahwa alasan untuk meningkatkan suku bunga federal fund telah menguat, tetapi memutuskan, untuk saat ini, menunggu bukti lebih lanjut dari kemajuan lanjutan menuju targetnya," kata pernyataan itu.

 

The Fed juga mengatakan bahwa risiko-risiko jangka pendek untuk prospek ekonomi AS "tampak kurang lebih seimbang," tanda bahwa bank sentral bisa menaikkan suku pada akhir tahun ini. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,14 persen menjadi 95,881 pada akhir perdagangan.

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…