Indonesia Perlu Bikin Badan Cyber Nasional

 

 

NERACA

Jakarta -  Indonesia perlu segera membangun Badan Cyber Nasional (BCN) untuk mengamankan data-data penting dan strategis dari serangan cyber asing dalam perang asimetrix pada era teknologi informasi saat ini. "BCN dapat mengamankan semua data-data penting dan strategis, baik milik lembaga pemerintah, swasta, maupun pribadi," kata Pendiri Communication and Information System Security Research Centre Menurut Pratama, BCN akan menjadi lembaga induk untuk pengamanan sistem informasi data-data penting dan strategis dari upaya pencurian data dari asing maupun lokal yang tidak diharapkan.

Untuk mengcover data-data penting di lembaga-lembaga negara, swasta, maupun pribadi, menurut dia, maka perlu dibentuk divisi-divisi yang merupakan unit kerja dalam BCN. "BCN akan lebih baik jika dikelola oleh lembaga khusus yang langsung berkoordinasi dengan Presiden," katanya.

Menurut dia, jika pembentukan BCN ini terkendala oleh anggaran, lembaga pengelolanya bisa lembaga baru atau lembaga yang sudah ada, misalnya Lembaga Sandi Negara yang diperluas kewenangannya. Pratama menambahkan, wacana pembentukan BCN semula disampaikan oleh Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno, pada Maret 2015. "Wacana pembentukan BCN ini sempat menjadi pembicaraan di publik nasional, tapi kemudian tidak terdengar lagi," katanya.

Pakar keamanan sistem informasi ini menambahkan, Indonesia secara geografis adalah negara besar dan wilayahnya juga pulau-pulau yang terpisahkan oleh lautan. Menurut dia, jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, dari pendekatan pengamanan cyber, Indonesia masih tertinggal. "Singapura, Malaysia, dan Australia, sudah memiliki lembaga seperti BCN. Bahkan, di Singapura sudah ada sejak 2009," katanya.

Mantan Ketua Tim Pengamanan Tekonologi Informasi Istana ini menegaskan, Indonesia banyak memiliki data strategis dan rahasia yang perlu dilindungi, untuk menjaga kemajemukan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut dia, data-data penting dan rahasia itu, pada era teknologi informasi saat ini terdistribusi dan tersimpan secara digital, yang perlu pengamanan secara digital pula.

"Jika data-data tidak dilindungi maka dapat dibobol sehingga menjadi ancaman bagi negara," katanya. Menurut dia, dibangunnya BCN dapat menjadi pelindung yakni semacam pasukan tentara di dunia maya. Keberadaan BCN, kata dia, juga dapat membantu kerja Badan Intelijen Negara (BIN) untuk percepatan membaca kejadian masa mendatang sekaligus mengamankan data-datanya.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…