Festival Film Lingkungan di 12 Kota di Indonesia

Neraca. Science Film Festival akan diadakan untuk yang kedua kalinya di Indonesia, menggabungkan pendidikan dan hiburan untuk anak-anak dan pemuda pemudi. Festival yang dimulai sejak tanggal 16 hingga 30 November 2011, untuk kali pertama melebarkan sayapnya ke 12 kota di seluruh Indonesia. Sepeti; Ambon, Bandung, Gowa, Jakarta, Jayapura, Mataram, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Sorong, Surabaya dan Yogyakarta.

Kancah kreatifitas sineas muda yang bertema, "Hutan," menjadi tahun yang berbeda, karena bertepatan dengan Tahun Hutan International 2011 yang dicanangkan PBB.

Devy Suradji, Direktur Marketing WWF-Indonesia dalam acara konferensi pers di Goethe Haus, Jakarta, 10 November lalu mengatakan bahwa, WWF Indonesia bangga mendukung pelaksanaan film festival ini di Indonesia. Dengan diangkatnya Hutan sebagai tema film festival tahun ini, jelas Devy, WWF pun melihat momentum ini sebagai kesempatan baik, “Bukan hanya untuk meningkatkan kepedulian kaum muda terhadap pelestarian alam dan hutan, tetapi juga untuk memotivasi mereka menjadi motor perubahan untuk lingkungan sekelilingnya, mulai dari diri mereka sendiri,” ujarnya berharap. 

Science Film Festival adalah festival yang diselenggarakan secara regional dan telah mengalami pertumbuhan pesat menjadi festival film sains terbesar di dunia sejak awal penyelenggaraannya di  Thailand pada 2005. Tahun lalu Science Film Festival diadakan di Cambodia, Indonesia, Filipina dan Thailand pada saat yang bersamaan, dan berhasil menarik lebih dari 128.000 penonton. Di Jakarta pada tahun pemutaran pertama saja berhasil menarik sekitar 12,000 penonton.

Selain menjadi juri seleksi film-film yang ditayangkan, dalam pelaksanaan festival ini, WWF Indonesia menjadi venue partner atau tuan rumah untuk penayangan film di Pontianak (17-19 Nov) dan di Jayapura (28-30 Nov), yang juga didukung oleh mitra lokal dan Pemda setempat. Di dua tempat tersebut WWF juga mengadakan pameran foto tentang kekayaan hutan dan alam Borneo dan Papua.

Festival yang dibentuk dan direncanakan oleh Goethe-Institut tersebut terselenggara atas kerjasama dengan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia dan German Federal Foreign Office, Garuda Indonesia, Universitas Paramadina, WWF-Indonesia serta sejumlah mitra lainnya, yaitu Kuark Magazine, the German-Indonesian Chamber of Industry and Commerce (EKONID) Institut Français Indonesia, HiLo School, Siemens Indonesia, Papa Ron’s Amigos, WWF Indonesia, IOA dan UNESCO.

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…